Liputan6.com, Jakarta - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) memberikan sertifikat akreditasi A atau sangat baik kepada Bank Indonesia (BI) dalam mengelola dokumentasi atau kearsipan.
Pemberian sertifikat ini diwakili oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo kepada Gubernur BI Perry Warjiyo secara virtual, Senin 28 Desember 2020.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Tjahjo mengapresiasi langkah Bank Indonesia dalam hal pengelolaan arsip, yang menurutnya patut untuk dicontoh oleh kementerian/lembaga lainnya.
Advertisement
"Semoga Bank Indonesia akan menjadi contoh kepada kementerian dan lembaga-lembaga lain dalam upaya untuk menghimpun arsip-arsip agar bisa dinikmati, agar bisa diapresiasi oleh seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia," ungkapnya, Senin (28/12/2020).
Selain menerima akreditasi kearsipan sangat baik, Bank Indonesia pada saat bersamaan juga menyerahkan arsipnya kepada ANRI. Terdapat sebanyak 64 arsip dalam bentuk berkas biro lalu lintas devisa (BLLD) yang diserahkan bank sentral.
Di sisi lain, ANRI juga memberikan apresiasi terhadap 11 Satuan Kerja Bank Indonesia yang berhasil meraih statement of compliance ISO 15489 Records Management.
Pasca menerima penghargaan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku bangga dan termotivasi untuk terus meningkatkan tata kelola sebagai bank sentral, sekaligus lembaga negara untuk berkinerja lebih baik.
"Ini betul-betul merupakan hadiah di penghujung tahun. Ini sungguh-sungguh membanggakan kami," tutup Perry Warjiyo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Deretan Upaya Bank Indonesia Bawa Emak-Emak Melek Teknologi
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti membeberkan peran wanita dalam dunia usaha di Indonesia. Beberapa survey menyebutkan, wanita dapat menjadi pengelola keuangan dan bisnis yang handal dalam kegiatan usaha.
Menurut Destry, wanita memiliki kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki keluarga, dimana hal tersebut mencerminkan sikap kewirausahaan yang baik.
"Kalau di rumah tangga, suami mungkin jadi CEOnya, tapi istri berperan sebagai CFO, COO, CIO, bagaimana wanita bisa memanage sumber daya keluarga apakah waktu, uang dan itu mencerminkan sikap entrepreneurship," jelas Destry dalam webinar BRI Motherpreneur,
Di masa kini, lanjutnya, wanita juga tidak melulu berada di rumah untuk mengurus keluarga. Dengan memanfaatkan waktu luang dan teknologi, para ibu rumah tangga bisa berjualan dan mengembangkan bisnis rumahan namun tidak melupakan tugas utamanya untuk keluarga.
Dalam hal ini, Bank Indonesia hadir untuk membantu akselerasi bisnis rumahan dan UMKM, yang notabene pelakunya merupakan ibu-ibu rumah tangga, untuk naik ke kelas yang lebih tinggi. Fokus Bank Indonesia ialah implementasi teknologi, dimana di Indonesia, baru 16 persen saja UMKM yang sudah go digital.
"Berbagai training kita berikan, termasuk training teknis sesuai bidang usaha," kata Destry.
Pelatihan pemanfaatan ekonomi dan keuangan digital juga diterapkan kepada para pelaku UMKM, termasuk metode pemasaran produk yng efektif. Destry bilang, langkah tersebut dilakukan Bank Indonesia secara kontinyu dan bersifat end-to-end.
"Artinya, dari kualitas, pemahaman terhadap produk kita bantu sehingga bisa membantu dalam penyaluran produk dan menciptakan buyer baru," jelas Destry.
Dirinya mencontohkan salah satu UMKM asal Jogja yang berbisnis produk cokelat. Pada UMKM yang hampir seluruh pekerjanya perempuan tersebut, Bank Indonesia memberikan pelatihan terutama dalam pemasaran hingga akses ekspor ke luar negeri.
"Jadi dengan adanya teknologi, ini akan sangat membuka peluang ibu-ibu di rumah yang ingin terus dekat dengan keluarga namun juga ingin berusaha," katanya.
Advertisement