Bangkitkan Pariwisata, Ekonom Sarankan Pemerintah Fokus ke Wisatawan Lokal

Pemerintah jangan mengandalkan vaksin dalam membangkitkan pariwisata Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Jan 2021, 14:15 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2021, 14:15 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri mengatakan, pemerintah jangan mengandalkan vaksin dalam membangkitkan pariwisata Indonesia. Cara yang paling benar adalah disiplin menerapkan protokol Kesehatan secara ketat dan jangan mengandalkan turis asing.

Faisal mengatakan, pemerintah telah membeli vaksin Sinovac sebanyak 3 juta dosis. Sejauh ini berdasarkan pernyataan Sinovac sendiri efektivitasnya belum diketahui lantaran pengujian tahap 3 belum selesai di Indonesia.

Ditambah lagi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi covid-19 butuh 3,5 tahun. Tentu saja sektor pariwisata tidak bisa menunggu sampai 3,5 tahun.

“Oleh karena itu walaupun kita berharap banyak, jangan mengandalkan pada vaksin. Yuk kita kendalikan seperti negara-negara lain seperti Iran bisa mengendalikan,” kata Faisal Basri dalam diskusi KAHMI “Vaksin & kebangkitan Pariwisata Indonesia,” Minggu (3/1/2021).

Selama pandemi covid-19, sektor pariwisata yang paling terdampak. Transportasi seperti penerbangan minus 15 persen, akomodasi minus 10,71 persen. Bahkan sampai Oktober 2020, jumlah turis asing Indonesia merosot hingga 72,4 persen.

“Bisa dilihat international visitor ini yang masih datang lumayan banyak adalah yang masih berbatasan darat seperti Malaysia, dan Timor Leste. Kalau negara-negara lain relatif sedikit utamanya sejak pandemi,” ujarnya.

Lanjutnya jika dilihat peranannya terhadap ekonomi secara keseluruhan, sektor pariwisata di Indonesia relatif kecil. Hal ini jika dibandingkan dengan kamboja, Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura. 

“Turis asing tidak akan datang karena ada cost yang mahal. Bukan ongkos pesawat tetapi biaya kesehatan. Misalnya orang Singapura yang datang ke Indonesia mereka balik lagi ke negaranya harus karantina wajib 2 minggu di hotel yang sudah ditentukan pemerintah, otomatis tidak ada yang mau datang ke Indonesia,” ujarnya.

Demikian Faisal menyarankan agar Pemerintah untuk fokus mengembangkan local tourism yang memberikan hospitality misalnya heritage, culture tourism, outdoor tourism, family and friends tourism. Menurutnya ini kesempatan Indonesia untuk mengedepankan jenis-jenis pariwisata yang baru.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Menteri Sandiaga Uno Cetuskan Wisata Kemanusiaan, Seperti Apa?

Sandiaga Uno
Sandiaga Uno saat menyampaikan pernyataan setelah ditunjuk sebagai Menparekraf di Istana Negara pada Selasa, 22 Desember 2020. (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mengembangkan wisata kemanusiaan di samping subsektor pariwisata lain seperti kuliner, budaya, religi hingga olahraga.

Sandi menjelaskan, wisata kemanusiaan adalah pengembangan dari wisata kesehatan yang sudah berjalan selama ini.

"Bentuknya adalah dengan melakukan kegiatan kemanusiaan, misalkan donor darah sambil berkunjung ke destinasi wisata tertentu," ujar Sandi dalam unggahan di akun resmi Instagramnya @sandiuno, dikutip Sabtu (2/1/2021).

Hal ini dilakukan tidak hanya untuk membantu ekonomi kreatif bangkit di tengah pandemi, namun juga turut membantu sektor kesehatan yang juga tengah berjuang melawan wabah. Dia mencontohkan dengan melelang sepeda miliknya, dimana kemudian dananya akan disumbangkan untuk Palang Merah Indonesia (PMI).

Pihaknya juga meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan PMI DKI Jakarta untuk berkolaborasi dalam wisata kesehatan ini. Sandi mengatakan, cara ini merupakan salah satu langkah agar sektor ekonomi kreatif bisa bertahan.

"Kedua, inovasi, adaptasi, dengan apa? Dengan protokol yang ditentukan bagaimana kita adaptasi. Dan ketiga kolaborasi termasuk dengan PMI," katanya.

"Saya mengajak semua pelaku usaha di bidang pariwisata untuk terus berinovasi, beradaptasi dengan keadaan saat ini, dan juga berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan demi membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga lapangan kerja dapat kembali terbuka luas," tandas Sandiaga Uno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya