Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menawarkan jasa jual dan beli emas. Layanan ini melengkapi jasa gadai yang telah ditawarkan sebelumnya.
Ada beberapa jenis emas yang dijual oleh perusahaan yang berdiri sejak 1901 di Sukabumi Jawa Barat ini. Jenis emas yang terdaftar adalah emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Semua jenis emas itu hanya tersedia di outlet Pegadaian.
Baca Juga
Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Pada Sabtu, 9 Januari 2021, harga emas di Pegadaian terpantau turun jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya
Advertisement
Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas PT Pegadaian (Persero) pada 9 Januari 2021:
Harga Emas Antam
- 0,2 gram = Rp1.960.000
- 3,0 gram = Rp2.915.000
- 5,0 gram = Rp4.822.000
- 10,0 gram = Rp9.586.000
- 25,0 gram = Rp23.832.000
- 50,0 gram = Rp47.851.000
- 100,0 gram = Rp95.079.000
- 250,0 gram = -
- 500,0 gram = -
- 1000,0 gram = -
Â
Harga Emas Antam Retro
- 0,5 gram = Rp465.000
- 1,0 gram = Rp928.000
- 2,0 gram = Rp1.856.000
- 3,0 gram = Rp2.783.000
- 5,0 gram = Rp4.639.000
- 10,0 gram = Rp9.276.000
- 25,0 gram = Rp23.187.000
- 50,0 gram = Rp46.374.000
- 100,0 gram = Rp92.747.000
Â
Harga Emas Antam Batik
- 0,5 gram = Rp632.000
- 1,0 gram = Rp1.169.000
Â
Harga Emas UBS
- 0,5 gram = Rp511.000
- 1,0 gram = Rp956.000
- 2,0 gram = Rp1.897.000
- 5,0 gram = Rp4.687.000
- 10,0 gram = Rp9.323.000
- 25,0 gram = Rp23.260.000
- 50,0 gram = Rp46.423.000
- 100,0 gram = Rp92.808.000
- 250,0 gram = Rp231.951.000
- 500,0 gram = Rp463.355.000
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Turun 4 Persen, Terburuk Sejak November 2020
Harga emas merosot lebih dari 4 persen pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) dan perak diikuti dengan penurunan hampir 10 persen karena prospek transisi kekuasaan yang mulus di Washington, Amerika Serikat (AS) dan lonjakan imbal hasil Treasury AS menghantam kompleks yang berharga itu.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (9/1/2021), harga emas di pasar spot turun menjadi USD 1.828,36, di mana penurunan terakhir sebesar 3,6 persen pada USD level 1.843,06 per ounce. Penurunan harga emas ini menjadi minggu terburuk sejak November 2020.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 4,1 persen menjadi USD 1.835,40.
"Harga emas mengalami pergeseran fundamental yang besar bagi banyak investor dan mereka mulai meninggalkan perdagangan safe haven," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
"Anda mungkin akan melihat bahwa pasar Treasury melihat aliran yang kuat dan itu menghilangkan beberapa daya tarik dari emas," lanjut dia.
Kontrol Demokrat terhadap Senat AS telah menaikkan taruhan untuk stimulus yang besar, mengangkat imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi sejak Maret.
Sejak Presiden AS Donald Trump telah menyetujui transisi kekuasaan yang teratur, ada beberapa aksi ambil untung sementara, kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
"Setelah emas menembus di bawah USD 1.900, beberapa pedagang momentum terus mengeksekusi perintah jual," ungkp dia.
Sementara emas secara umum dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas, terutama tahun lalu, yang telah berubah karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan bunga.
"Kami akan melihat lebih banyak stimulus dan pada akhirnya menaikkan suku bunga," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.
Beberapa analis juga mengatakan beberapa investor juga dapat mengalihkan dananya ke Bitcoin, yang telah memperpanjang reli yang meroket.
Selain harga emas, harga perak turun 7,3 persen menjadi USD 25,14 per ounce, setelah jatuh sebanyak 9,8 persen. Sementara paladium turun 2,6 persen menjadi USD 2.356,23 per ounce. Kedua logam tersebut menghadapi minggu terburuk sejak November.
Harga platinum merosot 5 persen menjadi USD 1.060,87, di mana pada perdagangan sebelumnya telah turun 6,2 persen.
Advertisement
Harga Emas Bakal Kembali Cetak Rekor Tertinggi, Ini Penyebabnya
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2021 akan mendorong kenaikan harga emas. Harga emas diprediksi akan mencapai level tertingginya pada kuartal I 2021, yaitu USD 2.045 per troy ounce (toz).
Pada kuartal I ini, katanya, AS akan mengeluarkan banyak kebijakan yang kemungkinan membawa indeks dolar melemah dan harga emas mengalami kenaikan.
"Penurunan besar indeks dolar AS akan terjadi ke 87, saat itu lah emas menyentuh level USD 2.045 per troy ounce. Kalau tidak, emas akan susah mencapai level tersebut, di angka USD 2.000 per troy ounce sudah cukup bagus," jelas Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com pada Jumat (8/1/2021).
Kenaikan harga emas tidak akan berlangsung lama. Fluktuasi akan mencapai level terendah pada kuartal III 2021 dengan harga USD 1.600 per troy ounce. Hal ini disebabkan vaksinasi sudah merata, dan masyarakat sudah mulai bekerja seperti biasa.
Perekonomian sudah mulai menggeliat, lalu pilihan investasi pun akan beralih ke saham dan obligasi.
"Jika vaksinasi sudah berjalan dengan baik, maka perekonomian akan turut membaik," tutur Ibrahim.