Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mendorong subsektor perikanan budidaya sebagai leading sektor perekonomian nasional.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, subsektor perikanan budidaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan menjadi salah satu sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat, penyediaan lapangan kerja serta mendukung ketahanan pangan.
Baca Juga
"Paradigma peran UPT (Unit Pelayanan Teknis) dari hanya sebatas pelayan masyarakat dan sebagai agent of change serta pemberi solusi, saat ini bertambah perannya sebagai katalisator ekonomi, artinya bukan hanya sebagai pusat informasi teknologi saja tetapi mampu memberikan dampak sebagai penghela kegiatan ekonomi para pembudidaya dan berkontribusi bagi perekonomian nasional," jelas Trenggono dalam keterangannya, Senin (11/1/2021).
Advertisement
Trenggono menegaskan, Indonesia harus bisa kembangkan perikanan budidaya seperti perikanan budidaya di Australia, Norwegia, Jepang, dan juga Vietnam yang sektor perikanan budidayanya sudah berkembang karena Indonesia memiliki lahan dan komoditas yang sangat potensial.
Adapun, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mempunyai 15 UPT yang tersebar di seluruh Indonesia. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Seobjakto mengatakan, ke depan subsektor perikanan budidaya diharapkan fokus kepada pengembangan komoditas berbasis kawasan dan terintegrasi.
"Seperti Kampung Nila, Kampung Udang, Kampung Lobster, Kampung Rumput Laut. Kerjasama pengembangannya nanti dengan Pemerintah Provinsi dan juga Kabupaten/Kota. Pengembangan bisnis ini diharapkan berkontribusi lebih besar lagi bagi devisa negara, mendongkrak pertumbuhan nasional serta berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat," kata Slamet.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program yang Dijalankan
Sebagai informasi, tahun ini paling tidak sudah ada program yang akan bisa dijadikan model misalnya kota 1000 bioflok di Prabumulih, kampung nila salin di Kabupaten Pati, kampung udang vaname di Kabupaten Aceh Timur dan kampung rumput laut di Seram Bagian Barat.
UPT di KKP sendiri sedang mematangkan program sesuai dengan bidangnya. Seperti BLUPPB Karawang dan BBPBAP Jepara akan ditugasi dan mempersiapkan diri sebagai balai yang fokus mengerjakan tambak udang estate, BBPBAT Sukabumi fokus mengerjakan kolam bioflok nila, BBPBL Lampung dan BPBL Batam fokus mengerjakan budidaya kakap putih, BPBL Lombok fokus mengerjakan budidaya lobster, BPBL Ambon fokus budidaya rumput laut dan balai balai lainnya sesuai dengan keunggulan dan potensi daerah masing masing.
Trenggono juga sempat hadir di BLUPPB Karawang untuk melihat langsung potensi dan menghimbau peran aktif UPT DJPB dalam mengakselerasi pengembangan perikanan budidaya, dan di BLUPPB Karawang akan dilakukan pembangunan kluster tambak udang sebanyak 13 kluster yang akan menjadi acuan dalam pengembangan kawasan tambak ke depan.
"Pembangunan 13 kluster tambak udang ini akan meliputi areal dengan luas mencapai 75 hektar. Harapannya yang tadinya produksinya 3-4 ton per hektar per tahun, nantinya dalam 1 tahun bisa mencapai sekitar 20-30 ton per hektar," kata Slamet.
Advertisement