Menaker Kerahkan Mobil Unit Reaksi Cepat untuk Percepat Penyaluran Bantuan Gempa Majene

Untuk penggalangan bantuan, Menaker menjelaskan pihaknya telah mengajak sejumlah pihak untuk bersama-sama membantu masyarakat yang menjadi korban gempa.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Jan 2021, 21:20 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2021, 21:20 WIB
Penampakan Kantor Gubernur Sulbar yang Ambruk Diguncang Gempa
Warga melihat Kantor Gubernur Sulawesi Barat pasca Gempa Bumi dengan Magnitudo 6,2 mengguncang Majene pada Jumat 15 Januari 2021. Banyak warga yang memilih bertahan di luar rumah. Karena masih takut gempa susulan. (Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengerahkan Mobil Training Unit (MTU) dari Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar dan mobil Unit Reaksi Cepat (URC) Pengawas Ketenagakerjaan dari Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta kendaraan-kendaraan dinas untuk mempercepat penyaluran bantuan bagi korban bencana gempa bumi di daerah Mamaju dan Majene, Sulawesi Barat.

“Kami mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama menggalang bantuan guna membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa di Sulawesi Barat. Saya juga telah meminta kepada jajaran untuk memastikan distribusi bantuan dapat menjangkau pelosok desa di daerah sekitar gempa,” kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, di Jakarta, Jumat (15/1/2021).

Sementara itu untuk penggalangan bantuan, Menaker menjelaskan pihaknya telah mengajak sejumlah pihak untuk bersama-sama membantu masyarakat yang menjadi korban gempa. Bantuan yang digalang berupa dana tunai, pakaian layak pakai, obat-obatan, dan makanan.

“Penggalangan bantuan melibatkan internal pegawai Kemnaker, mitra perusahaan, dan juga Serikat Pekerja dan Serikat Buruh. Saat ini penggalangan bantuan masih berlangsung,” katanya.

Kemudian nantinya distribusi akan melibatkan Pengawas Ketenagakerjaan di Balai K3 dan para instruktur BLK Makassar yang berada di sekitar lokasi gempa. Kebutuhan urgen saat ini adalah kebutuhan di kamp pengungsian seperti tenda, kebutuhan makanan dan air minum, karena hampir semua warga memilih mengungsi untuk sementara.

“Saya telah meminta agar menyiapkan MTU dan mobil URC untuk bisa dikerahkan menyalurkan bantuan, sehingga dapat menjangkau pelosok-pelosok desa,” kata Menaker.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

BNPB: Korban Meninggal Akibat Gempa Majene Jadi 34 Jiwa, Terbanyak di Mamuju

FOTO: Gempa Majene Robohkan Rumah dan Bangunan di Mamuju
Tim penyelamat mencari korban yang terperangkap dalam sebuah bangunan runtuh di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Jumat (15/1/2021). BMKG menyebut pusat gempa berada di darat, 6 kilometer timur laut Majene pada kedalaman 10 kilometer. (HANDOUT/NATIONAL SEARCH AND RESCUE AGENCY/AFP)

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan perkembangan terkini terkait gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat dini hari (15/1/2021). Hingga pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 34 jiwa. 

"Dengan rincian 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Jumat sore.

Raditya menuturkan, jumlah pengungsian korban gempa di Kabupaten Majene telah tersebar di 10 titik. Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian yang berada di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.

“10 titik pengungsian di Kabupaten Majene, antara lain di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua yang terdapat di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana,” ujarnya membeberkan.

“Sampai saat ini jaringan listrik juga masih padam dan komunikasi selular tidak stabil pada dua kabupaten tersebut,” kata Raditya menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya