IHSG Berpotensi Melemah, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali fluktuaktif dengan kecenderungan tertekan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 19 Jan 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 06:30 WIB
IHSG Merosot hingga Diberhentikan Sementara
Pergerakan saham pada layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2020). IHSG pada perdagangan di BEI turun tajam karena pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan rencana penerapan PSBB secara ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih berfluktuasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Selasa, (19/1/2021).

“Secara teknikal IHSG bergerak tidak mampu berbalik di atas support MA5 dan bergerak cenderung alami momentum berarish dari indikator RSI dan stochastic yang dead-cross. Indikator MACD bergerak cross over negatif,” tulis Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, (BEI), Selasa, 19 Januari 2021.

Ia menambahkan, IHSG berpotensi kembali fluktuaktif dengan kecenderungan tertekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.275-6.400.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG masih berpotensi menguat secara teknikal.  Ia mengatakan, berdasarkan indikator, MACD, stochastic, maupun RSI masih menunjukkan sinyal positif.

“Di sisi lain, terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan ada potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” kata dia.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pilihan Saham

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sementara itu, Nafan memilih sejumlah saham yang dapat jadi pertimbangan investor, antara lain:

1.PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Pergerakan harga saham hampir menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar.

"Akumulasi Beli” pada area level 11.525 – 11.625, dengan target harga secara bertahap di 12.100, 12.400, 12.650 dan 13.750. Support: 11.100 dan 10.750.

2.PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

 Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.

"Akumulasi Beli” pada area level 1.420 – 1.440, dengan target harga secara bertahap di level 1.470, 1.600, 1.730 dan 1.860. Support: 1.400 dan 1.340.

3.PT Jafpa Comfeed Tbk (JPFA)

Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar.

“Akumulasi Beli” pada area level 1.500 – 1.535, dengan target harga secara bertahap di level 1.565, 1.720, 1.875 dan 2.030. Support: 1.485 dan 1.410.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya