Kemenkeu Bocorkan Rahasia Surat Utang Indonesia Diserbu Investor Asing

Disiplin menjadi kunci penawaran surat utang Indonesia banyak diminati oleh negara asing.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2021, 12:50 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 12:50 WIB
Surat Utang Negara
©Shutterstock

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, disiplin menjadi kunci penawaran surat utang Indonesia banyak diminati oleh negara asing. Kedisiplinan yang dimaksud yaitu, kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan pasar sekaligus bisa menjaga stabilitas makro ekonomi.

"Disiplin itu menghasilkan dividen besar, kepercayaan pasar global yang beli surat utang kita itu menjadi sangat baik," ujar Febrio dalam diskusi daring, Jakarta, Selasa (26/1).

Febrio mengatakan, selama bertahun-tahun sebelum pandemi, Indonesia selalu berhasil menjaga disiplin fiskal sangat strict. Pengejawantahannya dalam bentuk angka defisit anggaran terhadap PDB, tiap tahun berhasil dipertahankan di bawah 3 persen.

"Itulah kemudian yang membuat rasio utang kita diakhir 2019 tidak sampai 30 persen. Sementara negara lain banyak di atas 50 persen. Modal disiplin ini sangat penting. Kita tahu besar sekali peranannya bagi stabilitas makro ekonomi dan kredibilitas manajemen fiskal kita," jelasnya.

Dalam kondisi pandemi saat ini, pemerintah dituntut melakukan kebijakan extraordinary. Untungnya kita sudah disiplin sejak lama, sehingga ketika harus melebarkan defisit akibat pandemi 2020, Indonesia bisa melakukannya dengan memiliki landasan yang cukup kuat.

"Kita punya kekuatan kredibilitas dan ketika terbit Perppu itu juga langsung dapat dukungan kuat dari banyak stakeholders terutama DPR. Sehingga ketika kita terbitkan, kita boleh keluar dari disiplin yang kita pegang, boleh keluar defisit 3 persen, tidak timbulkan risiko terlalu besar bagi kredibilitas dari APBN kita," kata Febrio.

Febrio menambahkan, pemerintah berkomitmen selama 3 tahun hingga 2023 defisit harus kembali ke bawah 3 persen. Hal tersebut penting bagi pasar terutama bagi pemegang Surat Utang Negara (SUN) bahwa pemerintah melakukan extraordinary measure di 2020, 2021 dan 2022 tetapi berkomitmen 2023 kembali ke disiplin.

"Ini dilakukan smooth, ini kita sebut ekspansif, yakni defisit lebih besar dari 3 persen tapi kita terus konsolidasi. Kita komitmen sampai 2023 konsolidatif di bawah 3 persen. Karena kita sudah ada pengalaman itu dan ada dampak positif dari stabilitas itu sebelum pandemi," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penawaran Masuk Hasil Lelang SUN Tembus Rp 55,3 Triliun, Ini Rinciannya

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Realisasi M2 relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Total penawaran lelang surat utang negara atau SUN melalui sistem lelang Bank Indonesia mencapai Rp 55,3 triliun, hingga 19 Januari 2021. Adapun penawaran lelang tersebut untuk seri SPN03210420 (new issuance), SPN12220106 (reopening), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0088 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0089 (reopening).

"Demand yang masuk pada lelang kali ini sebesar Rp55,3 triliun dengan bids to cover ratio sebesar 2,3 kali," katabDirektur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, Jumat (22/1/2021).

Jika dirincikan untuk seri SPN03210420 (new issuance) penawaran yang masuk mencapai Rp 1,02 triliun, SPN12220106 (reopening) Rp 2,64 triliun, FR0086 (reopening) senilai Rp 6,46 triliun.

Selanjutnya untuk jumlah penawaran yang masuk pada FR0087 (reopening) mencapai Rp 16,8 triliun, FR0088 (reopening) Rp 8,4 triliin, FR0083 (reopening) Rp 11,21 triliun dan FR0089 (reopening) Rp 8,6 triliun.

Dia mengatakan, jika dibandingkan dengan lelang sebelumnya, incoming bids pada hari ini turun sebesar 43,1 persen. Hal ini disebabkan kondisi pasar keuangan yang masih belum stabil akibat kekhawatiran akan jumlah kasus Covid-19 yang masih tinggi.

Selain itu, investor masih wait and see terkait penunjukan Menteri Keuangan AS serta pelantikan presiden terpilih AS, Joe Biden.

Arah kebijakan perbaikan ekonomi AS sangat menentukan kepercayaan investor terhadap pasar keuangan baik domestik maupun global. Terdapat juga pengaruh aksi risk off yang dilakukan oleh investor, seiring dengan meningkatnya volatilitas US Treasury (UST) yang beberapa hari terakhir levelnya cenderung naik.

Namun demikian, demand investor untuk SUN bertenor panjang masih tetap tinggi. Pada lelang kali ini, incoming bids untuk SUN dengan tenor 10 dan 20 tahun mencapai 50,8 persen dari total, di mana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp16,9 triliun.

"Meskipun yield UST cenderung naik dan berdampak pada kenaikan yield SUN, namun pada lelang kali ini masih terdapat seri SUN dengan yield yang masih menguat terutama untuk seri-seri baru, yaitu FR0088 dan FR0089 akibat masih tingginya minat investor terhadap seri-seri tersebut," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya