Liputan6.com, Jakarta - Akuisisi Air Mancur Grup akan semakin memperkuat portofolio Combiphar di area pengobatan kesehatan preventif. Kehadiran lini produk Air Mancur diharapkan dapat menopang pertumbuhan bisnis Combiphar ke depan.
Presiden Direktur Combiphar, Michael Wanandi, mengungkapkan beberapa alasan akuisisi tersebut. Salah satunya, Combiphar melihat potensi dan peluang di pasar jamu, khususnya di kalangan anak muda.
Baca Juga
"Dari sisi produk, kita belum ada pilar obat tradisional, jadi kita ambil keputusan untuk mengambil alih Air Mancur. Jamu banyak dikenal di kalangan middle low, tapi akhir-akhir ini yang minum juga lebih banyak, termasuk dari kalangan milenial," kata Michael dalam konferensi pers virtual pada Selasa (26/1/2021).
Advertisement
Target besar dari akuisisi ini yaitu memperkuat strategi Combiphar ke depan sebagai perusahaan nasional. Selain itu juga terus memperluas pasarnya ke pasar internasional.
Diungkapkan Michael, Combiphar bukan satu-satunya perusahaan yang ditawarkan untuk mengakuisisi Air Mancur. Combiphar, katanya, bersaing dengan sejumlah perusahaan nasional dan dari luar negeri.
"Kami diberikan kesempatan, karena pemiliknya ingin menjual. PT Jamu Air Mancur adalah perusahaan yang sangat dikenal di masyarakat, jadi sayang kalau sampai dimiliki oleh orang asing. Ini adalah heritage Indonesia," tuturnya.
Combiphar bersama tim Air Mancur berkomitmen memperkuat kualitas produk mereka. Selain itu juga akan menghadirkan berbagai produk baru jamu yang modern.
"Air Mancur juga ingin meluncurkan produk-produk baru, modern, inovatif untuk konsumen. Untuk itu, tentunya kami akan melalui beberapa proses ada riset dan penelitiannya, agar Air Mancur bisa meluncurkan produk yang tepat," tutur GM Marketing Combiphar, Prima Sukma Kurniawan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Akuisisi Insto
Sebelumnya, Combiphar juga telah akuisisi obat tetes mata Insto pada 2014, dan EyeMo pada 2016.
Pengumuman akuisisi Air Mancur ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-50 Combiphar. Selain itu, perusahaan juga menandainya dengan memulai produksi komersial pertama di pabrik obat tetes mata baru di Cikarang, Jawa Barat, di atas lahan seluas 10,000 M2.
Pabrik dengan investasi sebesar USD 15 juta ini mampu memproduksi sampai 50 juta botol obat tetes mata per tahun, dan masih dapat dikembangkan lagi.
Dimulainya produksi komersial perdana untuk Insto di pabrik ini, disebut sebagai pencapaian penting bagi Combiphar, karena tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk obat tetes mata di Indonesia, melainkan juga di pasar internasional.
Advertisement