Kendalikan Inflasi, Sri Mulyani Bakal Pantau Pasokan Bahan Pokok di Daerah Bencana

Untuk mengantisipasi permintaan di daerah terdampak gempa pemerintah akan memonitor dari sisi suplai barang.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 20:15 WIB
Akibat Covid-19, BPS Catat Inflasi Sebesar 0,08 Persen Pada April
Pedagang menata dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08% yang disebabkan permintaan barang dan jasa turun drastis akibat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati akan memastikan penyediaan barang kebutuhan pokok di beberapa daerah terdampak bencana bisa berjalan lancar. Dengan pasokan yang lancar tersebut maka angka inflasi bisa terkendali.

"Kalau suplai disrupsinya karena bencana alam ya kita makesure konektivitas berjalan kembali, flow of goods berjalan kembali," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

Seperti diketahui pada Januari 2021, terjadi inflasi sebesar 0,26 persen. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat yang diakibatkan karena bencana gempa.

Bendahara Negara itu menambahkan, untuk mengantisipasi permintaan di daerah terdampak gempa pemerintah akan memonitor dari sisi suplai barang. Beberapa diantaranya seperti bahan makanan pokok, gula, minyak goreng, daging ayam, daging sapi dan beras.

"Terutama juga jelang puasa dan tahun baru, koordinasi di pemerintah dan BI akan dipererat untuk jaga dari sisi antisipasi suplai," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Januari 2021, Angka Inflasi Tercatat 0,26 Persen

Akibat Covid-19, BPS Catat Inflasi Sebesar 0,08 Persen Pada April
Pedagang menata dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08% yang disebabkan permintaan barang dan jasa turun drastis akibat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pada Januari 2021, terjadi inflasi sebesar 0,26 persen. Dengan nilai inflasi sebesar 0,26 persen pada Januari 2021 ini, maka tingkat inflasi tahun ke tahun dari Januari 2021 ke Januari 2020 adalah sebesar 1,55 persen.

"Pada Januari 2021 terjadi inflasi sebesar 0,26 persen. Dengan nilai inflasi sebesar 0,26 persen pada Januari 2021 ini maka tingkat infasi tahun ke tahun dari Januari ke Januari 2020 adalah sebesar 1,55 persen," ujarnya, Jakarta, Senin (1/2).

Dari 90 kota yang dipantau BPS, 75 kota mengalami inflasi sementara 15 kota lainnya mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat.

"Kita mengetahui bahwa saudara saudara kita yang berada di Sulawesi Barat sedang mengalami bencana gempa. Yang membuat inflasi Mamuju 1,43 persen karena adanya kenaikan harga berbagai jenis ikan dan cabai rawit," kata Suhariyanto.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya