Liputan6.com, Jakarta India berhasil lepas dari jurang resesi setelah ekonominya tumbuh positif pada kuartal IV 2020. Pertumbuhan domestik bruto (PDB) Negeri Bollywood tumbuh 0,4 persen pada triwulan akhir tahun lalu, salah satunya berkat dilonggarkannya pembatasan sosial (lockdown) yang kemudian memicu peningkatan konsumsi domestik.
Lantas, apakah Indonesia yang secara PDB masih tumbuh negatif -2,19 persen di kuartal IV 2020 bisa coba meniru India?
Baca Juga
Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, menilai Indonesia tidak perlu mencontoh India. Sebab, karakteristik perekonomian dan budaya masyarakat antar kedua negara ini berbeda.
Advertisement
"Penegakan protokol kesehatan misalnya. Pemerintah India sangat keras dan ketat. Hal yang sama tidak bisa kita lakukan," ujar Piter kepada Liputan6.com, Sabtu (27/2/2021).
Tetapi, Piter menambahkan, ada sedikit hal yang bisa Pemerintah RI tiru dari India. Seperti keputusan memberikan pelonggaran pembatasan agar perputaran roda ekonominya bisa berjalan.
"Misalnya pemerintah bisa melonggarkan PPKM untuk mendorong ekonomi, tetapi di sisi lain lebih ketat menegaskan kedisiplinan masyarakat melakukan prokes, melaksanakan 3T Dan 3 M," imbuhnya.
Menurut dia, perbaikan ekonomi pada kuartal IV 2020 tidak hanya terjadi di India saja. Beberapa negara lain juga berhasil mencapainya, terutama didorong oleh kebijakan pelonggaran pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi.
"Pelonggaran ini yang kemudian mengembalikan konsumsi rumah tangga yang menjadi mesin penggerak ekonomi. Walaupun masih kontraksi, pertumbuhan Indonesia juga menunjukkan arah perbaikan," sebut Piter.
Meski begitu, Piter memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada negara-negara yang telah lepas dari resesi seperti India belum akan langsung tancap gas di triwulan I 2021. Wabah pandemi Covid-19 masih jadi musuh utama saat ini.
"Perbaikan ekonomi saya kira masih akan tertahan oleh pandemi yang justru meningkat pada Januari 2021. Perekonomian India akan mulai mendekati level normal pada triwulan II (2021), dengan asumsi pandemi sudah akan mulai mereda," tandasnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Akhiri Lockdown, India Sukses Keluar dari Jurang Resesi
Ekonomi India berhasil tumbuh positif pada kuartal IV 2020, mengakhiri resesi tempat waktu untuk kemudian memerangi tantangan baru yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Kementerian Statistik India mencatat, pertumbuhan domestik bruto (GDP) Negeri Bollywood tumbuh 0,4 persen pada triwulan akhir 2020 lalu pasca turun minus pada dua kuartal sebelumnya.Â
India jadi salah satu negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal IV 2020. Pencapaian itu ditopang oleh peningkatan belanja pemerintah, kegiatan ekonomi yang kembali dibuka setelah lockdown, terutama didorong oleh konsumsi domestik.Â
Pertumbuhan ekonomi India tumbuh positif berkat beberapa capaian. Seperti angka manufaktur naik 1,6 persen karena ekonomi yang dibuka pasca lockdown, jasa keuangan dan real estate tumbuh 6,6 persen, hingga sektor agrikultur yang meningkat 3,9 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Namun, India masih harus berjuang gara-gara kenaikan kasus positif Covid-19 yang terhitung masih besar, terutama di beberapa negara bagian utama yang memegang kendali ekonomi negara.
"Ini positif. Tapi risiko penurunan dapat kembali muncul jika peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara bagian meluas, atau jika segmen informal butuh waktu lebih lama untuk pulih," kata Kepala Ekonomi Asia Selatan Standard Chartered Bank Anubhuti Sahay, dikutip Bloomberg, Sabtu (27/2/2021).
Maharashtra, negara bagian di India yang beribukota di Mumbai dan menyumbang 6 persen ekonomi nasional, melakukan lockdown setelah jumlah kasus harian positif tumbuh hampir 7.000 pada pekan lalu.
Secara keseluruhan, India melaporkan lebih dari 16 ribu kasus baru Covid-19 pada Jumat kemarin, dan masih jadi negara dengan angka positif terbesar kedua di dunia.
Meski begitu, pemulihan ekonomi ini akan menurunkan beban Bank Sentral India yang telah berjuang keras pada tahun lalu dengan memangkas suku bunga hingga 115 basis points (bps). Itu dilakukan untuk memastikan likuiditas dalam sistem keuangan.
Advertisement