Mendag: Kelas Menengah Bakal Jadi Lokomotif Ekonomi pada 2045

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memberikan gambaran Indonesia saat merayakan ulang tahun ke-100.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2021, 17:02 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 17:01 WIB
Dihadapan DPR, Mendag dan BKPM Bahas Pelaksanaan Investasi di Masa Pandemi
Mendag Muhammad Lutfi hadir pada rapat kerja di ruang rapat Komisi VI DPR RI, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat kerja ini membahas realisasi anggaran tahun 2020, rencana kegiatan dan anggaran sesuai daftar isian pelaksanaan anggaranTahun 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memberikan gambaran Indonesia saat merayakan ulang tahun ke-100. Menurutnya, 24 tahun lagi orang tua akan lebih banyak dari anak muda.

Selain itu, tren migrasi masyarakat dari desa ke kota bakal terjadi pada 2045. "66 persen manusia akan tinggal di kota, 95 persen urbanisasi akan di kota," jelas dia dalam Rapat Kerja Nasional Hipmi 2021, Jumat (5/3/2021).

Dari analisa tersebut, maka pemindahan ibu kota yang tengah direncanakan oleh pemerintah menjadi semakin sulit. Karena akan ada berbagai masalah seperti plusi, sampah,listrik, hingga penyediaan air.

Dia menambahkan, pada 2045 perdagangan internasional menunjukan perbaikan. Setidaknya perdagangan Indonesia akan tumbuh sebesar 3,4 persen, sementara 6 persen akan tumbuh di negara berkembang.

Kemudian, keuangan internsional juga nantinya bakal berpindah. Jika sekarang menggunakan euro dan yuan, maka pada 2045 menjadi mata uang regional, bahkan bisa jadi cryptocurrency.

"Kelas menengah ini penting dan ini yang membeli dan akan menjadi lokomotif ekonomi," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mendag Lutfi Pesimis Program Vaksinasi Dunia Selesai dalam 3,5 Tahun

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengaku pesimis program vaksinasi dunia bakal bisa selesai dalam waktu kurun 3,5 tahun. Sebab, untuk bisa selesai vaksinasi butuh banyak dosis vaksin-Covid-19.

Sementara jumlah penduduk dunia saat ini mencapai 7,7 miliar. Artinya jika ditargetkan sebanyak 70 persen masyarakat dunia di vaksin, maia setidaknya mencapai 5,5 miliar penduduk dunia yang harus divaksin.

Sedangkan jatah vaksin untuk satu orang dibutuhkan dua dosis vaksin. Maka sangat tidak mungkin, dalam waktu periode tersebut program vaksinasi dunia bisa selesai.

"Maka harus ada 11 miliar dosis untuk mematahkan rantai, di dunia ini hanya ada 6 miliar, termasuk TBC, Polio, kalau hanya separuh untuk mencapai 11 miliar kita tidak akan menyelesasikan vaksin selama 3,5 tahun," kata dia dalam Rapat Kerja Nasional Hipmi 2021, Jumat (5/3).

Seperti diketahui, pemerintah saat ini sedang gencar untuk melaksanakan program vaksinasi Covid-19 pada seluruh masyarakat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan sudah lebih dari 2 juta orang diberikan vaksin.

"Pelaksanaan vaksinasi hingga hari ini sudah lebih dari 2 juta orang sudah disuntik vaksin dan sebanyak 12 juta vaksin telah didistribusikan ke 34 provinsi dan 514 kabupaten kota," kata Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/3).

Dia menargetkan pemberian vaksin pada Januari-Juni adalah 40 juta orang. Sehingga setiap harinya kata Jokowi harus mencapai 1 juta orang yang diberikan vaksin.

"Agar pelaksanaan vaksinasi ini dapat selesai tepat waktu sesuai target yang telah kita berikan," katanya.

Sebab itu, vaksinasi tidak hanya diberikan di Jakarta. Tetapi harus digulirkan ke provinsi dan kabupaten. Mulai dari Jakarta sampai Papua.

"Semuanya akan memulai secara besar-besaran proses vaksinasi yang tentunya kita harapkan juga didukung oleh distribusi vaksin yang baik," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya