Menteri Trenggono Izinkan Pengeboran Migas di Laut, Tapi Ada Syaratnya

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono memberikan izin aktivitas pengeboran untuk eksplorasi minyak dan gas di laut.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 18:30 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono memberikan izin aktivitas pengeboran untuk eksplorasi minyak dan gas (migas) di laut. Namun syarat utama pemberian izin aktivitas ini harus dengan pengeboran bertanggung jawab dan disertai pemulihan.

"Kalau itu kita berikan izin pengeboran maka harus ada tanggungjawab recovery. Karena jika ada pengeboran maka itu akan berdampak buruk kalau tidak dilakukan recovery," kata Trenggono dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (23/3).

Sebagaimana diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menargetkan pengeboran minyak dan gas di 600 titik di wilayah Indonesia pada tahun 2021. Adanya kegiatan tersebut, tentu akan berdampak langsung pada lingkungan laut yang terdapat ekosistem yang besar di dalamnya.

Hal inilah yang menjadi fokus Trenggono yang menginginkan adanya aktivitas di laut yang bertanggung jawab. Dalam pemberian izin pengeboran tersebut, dia meminta Persatuan Insinyur Indonesia dan SKK Migas untuk mencarikan solusi dengan duduk bersama.

"Bagaimana cara recovery-nya, saya mohon bantuan kepada Mas Heru selaku Ketua PII beserta anggota-anggotanya," kata Trenggono.

Lebih lanjut dia juga meminta segala aktivitas yang dilakukan di laut dapat dikoordinasikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tujuannya agar dapat ditelaah kembali dampak baik maupun dampak buruk dari kegiatan tersebut.

Bila dilakukan pengeboran, katanya harus dilihat seberapa besar nilai manfaatnya dibanding dengan jumlah kerusakannya. Begitu juga kerusakan yang diakibatkan sehingga bisa dicarikan jalan tengahnya.

“Koordinasikan dengan KKP semua aktivitas yang dilakukan di laut, misal pengeboran. Agar bisa secara bersama-sama kita telaah, kita hitung betul bagaimana dampaknya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekosistem Kelautan

Hadapi Cuaca Ekstrim, Ditjen Migas Minta Badan Usaha Susun Upaya Mitigasi
Minyak dan Gas Bumi

Trenggono mengatakan keberlanjutan ekosistem kelautan dan perikanan merupakan salah satu aspek penting yang ingin KKP capai.

Namun untuk dapat sampai ke tahap tersebut Trenggono yakin berbagai macam upaya dapat dilakukan secara maksimal dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak dan pemangku kepentingan. Salah satunya PII sebagai komunitas yang memiliki banyak ahli di bidang kelautan oerikanan dengan basis ilmu terbarukan.

“Dari sisi keilmuan saya yakin banyak insinyur-insinyur disini yang sangat paham mengenai bagaimana cara menjaga keberlanjutan ekosistem kelautan dan perikanan. Tentang air laut itu seperti apa dan bagaimana, terumbu karang itu seperti apa, dan lainnya, semuanya berimplikasi pada lingkungan,” ungkapnya.

Dia berharap agar KKP dan seluruh partner termasuk PII dapat menciptakan zona ekonomi yang bisa memberi manfaat bagi kehidupan. Namun di sisi lain juga menjadi suatu wilayah yang berkelanjutan.

“Ekosistem yang seimbang ini harus tercipta. Jadi secara ekonomi bagus dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat, namun secara lingkungan juga bisa terjaga dengan baik,” kata dia mengakhiri.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya