Harga Beras Vietnam dan Thailand Terus Meroket, Indonesia Masih Mau Impor?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga Juni 2021

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Mar 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2021, 15:00 WIB
Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga Juni 2021. Pernyataan tersebut menghentikan sementara argumen, bahwa Indonesia akan kembali impor beras sejak terakhir kali pada 2018.

Kendati demikian, Jokowi mengatakan, Pemerintah RI saat ini masih punya ikatan kerjasama untuk menyerap beras dari Vietnam dan Thailand. Impor beras dari kedua negara tersebut baru akan dilakukan jika Indonesia mulai kekurangan stok beras di masa pandemi Covid-19 ini.

"Saya tegaskan, memang ada ada MoU dengan Thailand dan Vietnam. itu hanya untuk berjaga-jaga. Mengingat situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian," tekan Jokowi.

Namun, Ekonom Senior Faisal Basri justru menyoroti potensi impor beras dari Vietnam dan Thailand. Sebab, ia memandang Indonesia masih lebih bisa mengontrol harga beras daripada kedua negara tersebut.

"Harga beras di Indonesia juga lebih stabil dari harga beras di pasar internasional yang mengacu pada harga beras Thailand maupun Vietnam," tulis Faisal Basri dalam situs resminya, dikutip Sabtu (27/3/2021).

Menurut catatannya, harga beras di Vietnam sejak akhir 2019 terus meningkat tajam. Jika dirupiahkan, harga beras di Vietnam pada Oktober 2019 setara Rp 4.724 per kg, lalu meroket hingga Rp 7.256 per kg pada Februari 2019.

Sementara di Thailand, harga beras pada November 2019 telah mencapai Rp 6.105 per kg, dan melonjak jadi Rp 8.077 per kg pada Februari 2021.

"Boleh jadi harga beras di pasaran internasional akan terus naik jika pembeli besar baru (new big buyer) masuk pasar," ujar Faisal.

Faisal pun mengamati posisi Indonesia yang saat ini masih jadi salah satu negara pengimpor beras terbesar di dunia. Indonesia menduduki peringkat satu importir beras terbesar dunia, namun lengser ke posisi kedua pada 2017.

"Wajar jika para pengekspor beras utama dunia mencermati dengan seksama kebijakan perberasan Indonesia," kata Faisal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Segera Hentikan Perdebatan soal Impor Beras

Jokowi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat meninjau Gudang Beras Bulog , Jakarta, Rabu (25/2/2015). Pada kunjungan itu, presiden meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras tahun 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk tidak melakukan impor beras hingga Juni 2021. Kebijakan itu dikeluarkannya lantaran dirinya tak ingin harga gabah di tingkat petani semakin merosot.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menilai, harga beras milik petani di pasaran saat ini masih di bawah standar. Padahal musim panen raya tak lama lagi akan segera datang.

Atas dasar itu, Jokowi meminta segala polemik soal rencana impor beras dihentikan, agar tidak membuat harga beras dan gabah di tingkat petani semakin terpuruk.

"Oleh sebab itu saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras. Ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," seru Jokowi dalam siaran video pers Sekretariat Negara, Jumat (26/3/2021).

Di samping itu, dia juga memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk segera menyiapkan anggaran untuk Perum Bulog agar bisa menyerap gabah petani.

"Saya pastikan beras petani akan diserap oleh Bulog, dan saya akan segera memerintahkan Menteri Keuangan untuk membantu terkait anggarannya," ujar Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya