Legal Merger BUMN Pelabuhan Ditargetkan Kelar September 2021

Merger BUMN Pelabuhan diharapkan membantu Indonesia mengurangi biaya logistik menjadi 20 persen dari PDB pada 2024.

oleh Andina Librianty diperbarui 20 Apr 2021, 19:44 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2021, 19:44 WIB
Perdagangan Ekspor Impor di Masa Pandemi
Sebuah kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/12/2020). . (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta BUMN pengelola pelabuhan yaitu PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV akan digabung menjadi satu perusahaan. Legal merger keempat perusahaan ini ditargetkan selesai pada September 2021.

"Diharapkan merger ini akan dilakukan pada bulan 9 untuk menyelesaikan legal merger," Senior Vice President Divisi Manajemen Strategi PT Pelindo I, Sarmidi, dalam konferensi 500K Eksportir Baru "Memacu Ekspor UMKM" pada Selasa (20/4/2021).

Merger ini diharapkan membantu Indonesia mengurangi biaya logistik menjadi 20 persen dari PDB pada 2024.

Saat ini biaya logistik di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain, yaitu 23 persen dari PDB.

Dijelaskan Sarmidi, merger ini nantinya akan menyatukan seluruh sumber daya Pelindo. Sehingga belanja modal (capex) perusahaan bisa fokus pada satu hal untuk membangun konektivitas yang akan memunculkan standarisasi hingga keunggulan layanan.

"Juga mengoptimalkan capex dalam satu program yang dituju, misalnya apakah kita akan bangun hub di Kuala Tanjung atau Bitung, itu bisa difokuskan dalam satu fokus strategi. Tidak seperti sekarang kita bangun Kuala Tanjung, Pelindo II ada membangun NPCT-1, Pelindo IV Makassar New Port" tuturnya.

Ia berharap Indonesia memiliki satu hub port yang bisa dikembangkan bersama. Sehingga, dapat menurunkan biaya logistik dan mendorong indeks kompetitif menjadi lebih baik.

BUMN Pelabuhan Digabung, Ongkos Logistik Bisa Turun 20 Persen

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemerintah berencana menggabungkan atau merger BUMN pengelola pelabuhan yaitu PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV. Integrasi layanan pelabuhan ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan efisiensi biaya logistik.

Saat ini biaya logistik di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain, yaitu 23 persen dari PDB.

"Indonesia diharapkan dapat mengurangi biaya logistik menjadi 20 persen dari PDB pada 2024 melalui konektivitas yang terintegrasi secara nasional, dan menerapkan konsep hub-and-spoke port," jelas Senior Vice President Divisi Manajemen Strategi PT Pelindo I, Sarmidi, dalam konferensi 500K Eksportir Baru "Memacu Ekspor UMKM" pada Selasa (20/4/2021).

Dijelaskannya, merger ini nantinya akan menyatukan seluruh sumber daya Pelindo. Sehingga belanja modal (capex) perusahaan bisa fokus pada satu hal untuk membangun konektivitas yang akan memunculkan standarisasi hingga keunggulan layanan.

"Juga mengoptimalkan capex dalam satu program yang dituju, misalnya apakah kita akan bangun hub di Kuala Tanjung atau Bitung, itu bisa difokuskan dalam 1 fokus strategi. Tidak seperti sekarang kita bangun Kuala Tanjung, yang lain berbeda," tuturnya.

Ia berharap dengan merger BUMN ini, Indonesia memiliki satu hub port yang bisa dikembangkan bersama, sehingga dapat menurunkan biaya logistik dan mendorong indeks kompetitif menjadi lebih baik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya