Bantu Pelaku Wisata Sertifikasi CHSE, Pemerintah Siapkan Rp 60 Miliar

Kemenparekraf telah memberikan sertifikasi CHSE kepada 15 ribu usaha sektor pariwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2021, 17:20 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2021, 17:20 WIB
Desa Penglipuran
Desa Penglipuran. (Foto: Shendy Aditya/ Kementerian Pariwisata)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyiapkan anggaran Rp 60 miliar untuk membantu pelaku usaha memperoleh sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment (CHSE). Anggaran ini khusus 2021. 

"Kami tahun ini ada anggaran kurang lebih Rp 60 miliar untuk melakukan dukungan kepada pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi CHSE," ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung dalam acara Dialog Produktif bertajuk Jalan Aman, Nyaman, Rabu (9/6/2021).

Kemenparekraf terus berupaya untuk membantu pelaku usaha dalam memperoleh sertifikat CHSE. Mengingat, keberadaan sertifikat tersebut di destinasi wisata maupun fasilitas penunjang dinilai penting untuk meningkatkan rasa aman pengunjung dari risiko penularan virus Covid-19.

"Jadi, (CHSE) sangat diwajibkan," tekannya.

Apalagi, saat ini, sejumlah destinasi di Bali mulai dipadati oleh kunjungan wisatawan domestik. Sehingga, pihaknya bersama stakeholders terkait lainnya terus berupaya membantu pelaku usaha untuk memperoleh sertifikat CHSE.

"Tahun ini kami juga upayakan bertambahnya lagi jumlah pelaku usahanya untuk mendapatkan CHSE. Dan kami mendukung dengan memberikan insentif," tukasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memberikan sertifikasi Clean, Health, Safety, dan Environment (CHSE) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan kepada 15 ribu usaha sektor pariwisata. Program sertifikasi ini dilakukan sebagai upaya meyakinkan masyarakat untuk bisa berwisata atau melakukan aktivitas rekreasi dengan aman.

"Kita sudah sertifikasi CHSE kepada 15 ribu usaha," kata Staf ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis, Hengky Hotma Parlindungan Manurung, dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bantuan Sektor Pariwisata

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Turis berjalan di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai ini dilengkapi lahan parkir di sepanjang pantai, kamar mandi umum, payung pantai, kios makanan dan minuman, serta tempat penyewaan papan selancar. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Selain itu, pemerintah juga telah memberikan bantuan sebesar Rp 3,3 triliun kepada sektor pariwisata di 101 kabupaten/kota untuk membuat fasilitas penunjang penerapan protokol kesehatan. Bantuan tahun lalu ini diberikan kepada para pelaku usaha pariwisata, khususnya hotel dan restoran yang paling terdampak.

"Rp 3,3 triliun untuk membantu pelaku usaha pariwisata khususnya hotel dan restoran. Pemda kita juga bantu untuk menjalankan dan menerapkan protokol kesehatan sebagai daya tarik pariwisata," kata dia.

Hengky mengatakan selama pandemi berlangsung ini banyak destinasi wisata yang melakukan perbaikan demi menarik perhatian pengunjung. Pelaku usaha banyak yang menyediakan sarana protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan penyediaan masker.

Salah satu destinasi wisata yang telah melakukan adaptasi yakni Candi Prambanan. Pemesanan tiket sudah dilakukan secara online dan menjalankan protokol kesehatan. Hal yang sama juga diikuti sarana pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran di sekitar lokasi wisata.

"Ini sangat luar biasa dan di semua hotel dan restoran ini juga semua pakai masker dan penggunaan hand sanitizer sudah cukup baik," kata dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya