Wapres Ma'ruf Amin Menyayangkan Industri Halal Indonesia Masih Kalah dari Malaysia bahkan Brazil

Indonesia yang belum bisa meraih potensi industri halal dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2021, 11:06 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2021, 11:06 WIB
Produk Halal.
Produk Halal.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dinilai belum bisa memanfaatkan potensi pengembangan industri halal secara maksimal. Padahal negara ini memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia.  Indonesia harus kalah dengan Malaysia dan negara dengan penduduk muslim minoritas seperti di Brazil.

Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin mengatakan jika kedua negara tersebut berhasil menjadikan dirinya sebagai produsen makanan halal terbesar di dunia.

Menurut Global Islamic Economic Report tahun 2019, negara Brazil tercatat sebagai negara terbesar yang mempunyai nilai ekspor produk makanan dan minuman halal USD 5,5 miliar.

"Sebaliknya, Indonesia justru menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia. Jangankan sebagai produsen dan menjadi pemain global, untuk memenuhi kebutuhan makanan halal domestik saja kita masih harus impor," kata Wapres di Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Dia mencontohkan Indonesia yang belum bisa meraih potensi industri halal dunia. Pada 2018, Indonesia bahkan membelanjakan USD 173 miliar atau 12,6 persen dari pangsa pasar produk makanan halal dunia.

Nilai belanja itu menjadikan Indonesia konsumen terbesar produk halal dibanding dengan negara mayoritas Muslim lainnya.

Wapres pun menegaskan jika untuk mengejar ketertinggalan tersebut pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk kegiatan usaha syariah baik skala besar maupun kecil.

Pengembangan usaha skala mikro dan kecil, termasuk usaha keuangan dapat menjadi bagian dari rantai nilai industri halal global (Global Halal Value Chain), serta untuk memacu pertumbuhan usaha dan peningkatan ketahanan ekonomi umat.

Pengembangan usaha dan pengingkatan ekonomi umat antara lain dilakukan melalui pengembangan sektor riil.

Pengembangan usaha dan bisnis syariah menjadikan fokus ke empat dari program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Langkah penting yang harus dilakukan adalah menyiapkan para pengusaha yang berbasis syariah melalui inkubasi-inkubasi di berbagai daerah.

 

Saksikan Video Ini


Upaya Lain

Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin (Istimewa)

Selain itu, program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah juga melakukan upaya pemberdayaan terhadap para pengusaha yang sudah ada supaya tumbuh menjadi lebih besar dengan membangun pusat-pusat bisnis syariah (Syariah Busines Center) sebagai wahana interaksi dan transaksi yang didukung teknologi digital bagi para pengusaha syariah.

Upaya penting lain yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pengembangan industri halal yang didukung dengan kebijakan yang pro-UMKM seperti penyederhanaan perizinan dan pembinaan, program kemitraan usaha kecil dengan usaha besar, serta fasilitasi sertifikasi halal sesuai standar BPJPH, dan Fatwa MUI.

"Oleh karena itu pula, berbagai upaya pengembangan industri produk halal tengah digalakkan. Pembentukan kawasan industri halal maupun zona-zona halal di dalam kawasan industri menjadi salah satu langkah strategis," jelas dia.

Wapres menambahkan, hingga saat ini sudah dikembangkan dan ditetapkan tiga kawasan industri halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Banten, Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo, Jawa Timur, dan Bintan Inti Halal Hub di Bintan, Kepulauan Riau.

Namun tantangan terbesar adalah belum tercatatnya data produksi ataupun nilai perdagangan produk halal Indonesia melalui sebuah Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi.

Hal ini harus dimulai dengan membangun ketertelusuran (traceability) dari produk-produk halal Indonesia, mulai dari bahan mentah ke produk setengah jadi, sampai produk jadi yang siap pakai.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya