Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2021: Resesi dan Krisis Datang Bertubi-tubi Usai Indonesia Merdeka

Persiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR 2021.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Agu 2021, 09:24 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 09:24 WIB
Sidang Tahunan MPR RI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berfoto bersama dengan Wapres Maruf Amin sebelum menghadiri Sidang Tahunan MPR 2021 di Gedung MPR/DPR, Senin (16/8/2021).

Liputan6.com, Jakarta Persiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR 2021. Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan banyaknya cobaan yang dilalui Indonesia setelah merdeka.

Dari sekian cobaan yang dilalui, Jokowi bangga, Indonesia bisa melalui semuanya dengan baik. Dikatakan jika perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah melalui etape-etape ujian yang berat. Alhamdulillah kita berhasil melampauinya.

"Kemerdekaan Republik Indonesia bukan diperoleh dari pemberian ataupun hadiah, tetapi kita rebut melalui perjuangan di semua medan. Perang rakyat, perang gerilya, dan diplomasi di semua lini dikerahkan, dan buahnya membuat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka," kata Jokowi dalam sidang tahunan MPR 2021, Senin (16/8/2021).

"Resesi dan krisis yang datang bertubi-tubi dalam perjalanan setelah Indonesia merdeka, juga berhasil kita lampaui. Setiap ujian memperkokoh fondasi sosial, fondasi politik, dan fondasi ekonomi bangsa Indonesia," tambahnya.

Jokowi menambahkan, setiap etape yang sudah dilalui memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa perbaikan dalam kehidupan Indonesia.

Katanya, pandemi Covid-19 telah memacu semua pihak untuk berubah, mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan.

"Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu selama ini. Memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak membuat keramaian, adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu. Bekerja dari rumah, belanja daring, pendidikan jarak jauh, serta rapat dan sidang secara daring, telah menjadi kebiasaan baruyang dulu kita lakukan dengan ragu-ragu," pungkasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ekonom Harap Anggaran Kesehatan dan Sosial Ditambah

Jokowi mengenakan baju adat Badui di Sidang Tahunan MPR 2021
Presiden Jokowi mengenakan baju adat Badui di Sidang Tahunan MPR 2021. (Istimewa)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Nota Keuangan 2022 pada Senin, 16 Agustus 2021, sebagai bagian HUT ke-76 RI.

Dalam nota keuangan 2022 ini akan dibeberkan berbagai rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara. Mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga belanja negara.

Ekonom berharap pemerintah akan menambah alokasi anggaran untuk penanganan kesehatan dan perlindungan sosial dalam penyampaian nota keuangan.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai dengan perhatian pada aspek kesehatan, maka pemulihan ekonomi akan semakin solid. Artinya, perjalanan bangkitnya ekonomi tidak akan terganjal masalah kesehatan di tengah jalan.

“Harapannya pemerintah tetap fokus pada masalah pandemi, sehingga anggaran kesehatan dan perlindungan sosial tetap dipertahankan bahkan diperbesar pada tahun depan,” katanya saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (15/8/2021).

Dengan fokus pada penanganan pandemi di tahun 2022, selanjutnya pemerintah perlu memperhatikan tiga aspek.

Yakni upaya mendorong kinerja investasi yang berkualitas, aspek kinerja ekspor, serta percepatan proses digitalisasi.

Tiga aspek itu, menurut Bhima jadi hal penting dalam mendorong ekonomi nasional. Ia memprediksi momentum ekspor pada 2022 menjadi krusial karena adanya tekanan dari sisi kurs rupiah yang membesar.

“Tapering off yang dilakukan The Fed, Bank Sentral AS diperkirakan membuat gejolak kurs negara berkembang kembali berisiko. Oleh karena itu titik perimbangannya ada pada mempercepat kinerja ekspor bukan saja produk komoditas tapi juga produk industri pengolahan,” tutur dia.

Ia menilai, jika bisa diimbangi, maka pemasukan devisa ekspor bisa mencegah tekanan kurs rupiah yang dalam terhadap Dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya