Liputan6.com, Jakarta - Hampir seluruh usaha baik kecil maupun besar mengalami tranformasi digital yang terbilang cukup pesat. Terlebih sejak adanya pandemi Covid-19. Transformasi digital ini menjadi taruhan hidup bagi kelangsungan bisnis selama pandemi dan kesuksesan bisnis ke depannya.
Usaha kecil pun harus menghadapi tantangan dan mengadopsi pendekatan digital-first. Dengan masuk atau terjun ke digitalisasi maka bisa melihat perilaku serta harapan konsumen yang terus berkembang.
Karena itulah bisnis pun harus ikut berkembang. Semua bisnis harus mampu beradaptasi dengan norma kerja baru, menempatkan data untuk bekerja serta mendorong kinerja, hingga membangun ketahanan bisnis.
Advertisement
Dikutip dari laman Enterpreneur, Minggu (2/1/2022), berikut ini penjelasan empat alasan mengapa sebuah bisnis harus melakukan transformasi digital:
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Melihat perilaku dan harapan konsumen yang terus berkembang
Pandemi telah mengubah cara konsumen berbelanja. Terlihat dari hampir seluruh usaha di dunia. Salah satunya penjualan e-niaga ritel di AS yang tumbuh dari 33 persen dan berhasil mencapai USD 799,18 miliar.
Data tersebut diperoleh dari perusahaan konsultan McKinsey. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat penetrasi e-niaga di AS telah tumbuh selama 10 tahun dalam periode 90 hari pada tahun 2020.
Sementara itu, e-commerce pascapandemi diperkirakan pun akan tetap meningkat. Hal ini disebabkan karena konsumen terus terbiasa dengan kenyamanan belanja online. Oleh karena itu, usaha kecil perlu beradaptasi untuk melayani pelanggan agar tetap relevan dengan realitanya.
Pembayaran digital pun akhirnya muncul sejak adanya pandemi. Di puncak pandemi, kekhawatiran penyebaran virus membuat para konsumen dan karyawan enggan menangani uang tunai atau kartu kredit. Sejak saat itulah muncul solusi pembayaran tanpa bertemu langsung. Membayar dari ponsel atau dengan tap digital adalah beberapa opsinya.
Selain itu, program loyalitas pelanggan untuk membantu bisnis menarik konsumen kembali ke toko juga beralih ke digital. Karena konsumen menghabiskan waktunya di rumah, usaha kecil bisa menggunakan solusi loyalitas digital untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan. Yang akhirnya bisa menari konsumen untuk berbelanja, menjangkau pelanggan baru, dan membangun merek.
Saat membangun ekosistem digital untuk menanggapi preferensi konsumen yang berkembang, usaha kecil bisa mendigitalkan fungsi back-office seperti akuntasi untuk mengelola keuangan secara efisien.
Â
Â
Â
Advertisement
2. Beradaptasi dengan norma kerja baru
Perubahan yang didorong oleh pandemi pada norma kerja baru mampu mempengaruhi cara bisnis beradaptasi. Hampir seluruh perusahaan di dunia memberlakukan work from home atau bekerja dari rumah. Bahkan kemungkinan pekerjaan jarak jauh akan tetap ada pascapandemi.
Melihat hal tersebut, untuk mendukung tenaga kerja terdistribusi, bisnis harus mengintegrasikan antara alat digital dengan teknologi cloud yang memungkinkan akses real-time ke data dari mana saja. Hal ini akan mendukung produktivias dan membuat bisnis tetap berjalan secara efisien di mana pun pekerjaan dilakukan.
Misalnya, usaha kecil mengadaptasi fungsi akuntansi ke norma kerja baru, menggunakan aplikasi berbasis cloud untuk mendigitalkan tugas akuntansi dan menjaga keuangan tetap pada jalurnya saat bekerja jarak jauh. Beberapa aplikasi menyediakan toolkit yang kuat untuk membantu pemilik bisnis.
Untuk lebih menyusutkan keuangan, banyak pemilik bisnis bermitra dengan pemegang buku atau akuntan online. Ini dapat menghemat waktu sehingga dapat fokys pada apa yang disukai.
Â
3. Memberi akses data bekerja untuk mendukung kinerja
Tranformasi digital memberi akses data dan wawasan yang dapat membantu memaksimalkan kinerja bisnis. Hal ini pun memungkinkan perusahaan untuk menggali data sehingga mampu memahami kebiasaan pembelian pelanggan, meningkatan akuisisi dan retensi pelanggan, mendukung inovasi produk dan layanan, serta mengotomatisasi proses bisnis.
Wawasan tersebut dapat membantu bisnis kecil memaksimalkan kinerja bisnis. Menurut McKinsey, data dikombinasikan dengan analitik dapat menghasilkan pertumbuhan pendapatan dari 15 hingga 20 persen.
Mengingat data keuangan ini sangat penting untuk mendorong kinerja dan strategi bisnis. Untuk mendapat data ini, usaha kecil harus mendigitalkan fungsi akuntansi. Cobalah platform akuntansi berbasis cloud yang terhubung ke rekening bank dan transaksi kartu kredit yang dapat melacak pengeluaran dan arus kas. Ini memberi visibilitas ke jumlah dan menginformasikan strategi bisnis.
Â
Advertisement
4. Membangun ketahanan bisnis
Digitalisasi memungkinkan usaha kecil menavigasi ketidakpastian dan mempertahankan ketahanan seiring dengan perkembangan kondisi pasar.
Studi digital bisnis kecil Cisco menemukan bahwa dalam hal pemulihan selama dan setelah pandemi, bisnis kecil berada dalam tahap matang dari perjalanan digitalisasi dengan memiliki risiko pemulihan tertinggi. Selain itu, juga dapat merespon lebih cepat untuk mengubah kondisi pasar dan meningkatkan pendapatan pada tingkat yang lebih tinggi.
Teknologi cloud adalah pendorong utama transformasi digital dan penting untuk kesuksesan jangka panjang dari bisnis kecil.
Deloitte mencatat, untuk bertahan dan berkembanga di dunia yang tidak pasti dan berubah dengan cepat, organisasi harus berinovasi, mengikuti perubahan teknologi dan industri, dan menumbuhkan ketahanan yang lebih besar dan cepat. Ini pun salah satu alasan utama terutama di sektor wisata.
Digitalisasi sangat penting untuk berbisnis. Transformasi digital pun menjadi taruhannya agar bisnis tetap kompetitif dan relevan.
Â
Â
Reporter: Aprilia Wahyu Melati