Liputan6.com, Jakarta Kinerja ekonomi dari 160 negara diperkirakan masih akan tertekan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 hingga 2024. Hal ini disebutkan oleh Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva.
"Kami memperkirakan bahwa dua tahun dari sekarang, pada tahun 2024, hampir 160 negara masih akan menghadapi kerugian output relatif terhadap tren pra pandemi. Mereka masih belum mengejar hingga 2019," kata Kristalina seperti dikutip dari imf.org, Jakarta Kamis (14/10/2021).
Hal ini karena kondisi masa depan masih belum ada kepastian. Hal ini terlihat dari prospek inflasi, tingkat utang yang meningkat hingga perbedaan ekonomi antarnegara yang semakin melebar.
Advertisement
Kristalina menjelaskan, penyebaran vaksin covid-19 yang tidak merata membuat sebagian besar negara terutama yang berkembang masih tertatih-tatih memulihkan ekonominya. Padahal vaksin telah bisa menyelamatkan nyawa jutaan orang dari paparan virus corona.
Di samping itu kehadiran vaksin juga mampu meningkatkan kinerja ekonomi. Hal ini juga didorong berbagai langkah-langkah kebijakan yang diambil masing-masing negara.
"Pemulihan ekonomi terus berlanjut karena langka kebijakan yang luar biasa, karena vaksin terus menyelamatkan nyawa jutaan rang dan meningkatkan kinerja ekonomi," kata dia.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi
Meski begitu, IMF baru-baru ini merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global yang turun di angka 5,9 persen. Penurunan 0,1 persen tersebut berdasarkan pada kondisi dan situasi terkini. Namun proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun berikutnya tidak mengalami perubahan yakni tetap di angka 4,9 persen.
"Kemarin kami sedikit mengurangi perkiraan pertumbuhan global menjadi 5,9 persen untuk tahun ini, hanya turun 0,1 persen. Dan kami membiarkan proyeksi kami tidak berubah untuk tahun depan, pada 4,9 persen. Itu sendiri adalah kabar baik," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement