Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara mengatakan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Ia menyebut perlu ada upaya yang dilakukan untuk mendorong capaian tersebut.
Dalam paparannya di Pembukaan FinExpo (Financial Expo), Tirta menyebut, hingga akhir 2019, tingkat literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 38 persen. Hal ini tidak sejalan dengan tingginya tingkat inklusi keuangan pada tahun yang sama sekitar 76 persen.
Baca Juga
Artinya, ia mengatakan tingkat pemahaman masarakat mengenai produk dan layanan keuangan yang tersedia masih terbatas.
Advertisement
“Pemahaman masyarakat akan produk keuangan dengan kata lain literais keuangan masih rendah, akhir tahun 2019, hanya 38 persen,” katanya, Senin (18/10/2021).
Lebih lanjut ia mengatkaan, bahwa perlu ada upaya yang dilakukan guna mendorong angka tersebut. misalnya dengan mengakselerasi inklusi keuangan melalui pameran finansial atau Finexpo dalam rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2021.
“Karena itu, sebagai upaya untuk mengakselesari inklusi keuangan untuk menjangkau masyarakat terluar, tertinggal dan terpencil dibarengi upaya peningkatan literasi keuangan, jadi sangat penting dan strategis, ini diperkuat arahan Presiden dalam perpres nomor 114 tahun 2020 tentang strategi nasional menuju keuangan inklusif yang merata,” katanya.
Ia mengatakan, guna mendorong tingkat inklusi keuangan tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya. Ia menyebut, sejak 2016 lalu, sejumlah penyedia jasa keuangan berinisiatif untuk menggelar Bulan Inklusi Keuangan hingga saat ini.
“Kita inisiasi BIK diadakan setiap Oktober sebagai agenda nasional, pada bulan tahun 2021 ini tema yang diusung adalah ‘inklusi keuangan untuk semua bangkitkan ekonomi bangsa’,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa gelaran saat ini memfokuskan gelaran BIK sebagai dukungan untuk pemulihan ekonomi nasional.
“Termasuk meningkatkan pemahaman masyarakat serta akselerasi penambahan rekening dan produk layanan jasa keuangan,” katanya.
Pada awal sambutannya, Tirta meyakini dengan kontribusi para penyedia jasa keuangan yang menggelar acara ini mampu mewujudkan masyarakat yang inklusif secara finansial.
“Yang bisa manfaatkan produk sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Ini sebagai upaya kita bersama menggerakan roda perekonomian,” katanya.
“Untuk mengakselerasi roda ekonomi, perluasan akses keuangan masyarakat mutlak dilakukan,” imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkatkan Ekonomi
Pada Kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhaid mengatakan gelaran FinExpo 2021 ini akan digelar selama dua minggu, hingga 2 November 2021 mendatang.
Selain itu, ia juga menaksir dengan banyaknya masyarakat yang mengakses finexpo 2021 ini mampu meningkatkan geliat ekonomi di sektor riil.
“Dengan semakin banyak konsumen semua gunakan finexpo ini enable ryangbisa buka akses, ini akan gerakan sektor riil. Kalau ramai-ramai mengunjungi dan transaksi keuangan in akan tingkatkan semua sektor sendi perekonomiann, dan ini akan dukung Pemulihan Ekonomi Nasional,” katanya.
“Ini harapan besar kita, kami dari OJK fully support kita untuk masyarakat bisa manfaatkan sebaik-baiknya,” imbuhnya.
Ia berharap, masyarakat bisa memanfaatkan platform ini untuk bisa mengaksies seluruh produk yang ditawarkan oleh jasa keuangan. Termasuk juga meningkatkan pengetahun melalui konten-konten edukasi.
“Banyak edukasi keuangan, tinggal di klik dan tonton untuk menambah pengetahuan,” katanya.
Dengan kemudahan akses yang ditawarkan, serta beragamnya jenis penarawan yang ada dalam FinExpo ini, ia berharap bisa meningkatkan angka literasi keuangan masyarakat indonesia.
“Dengan kegiatan finexpo ini akan dorong pengetahuan masyarakat untuk lebih tingkatkan literasi, harapannya pada tahun depan akngka hasil survei juga akan meningkat,” katanya.
Advertisement