Kementerian BUMN: Garuda Indonesia Dulu Ugal-Ugalan

Kondisi Garuda Indonesia saat ini akibat manajemen yang buruk dan tata kelola yang ugal-ugalan dalam perihal penyewaan pesawat.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 13:50 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 13:50 WIB
Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG
Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG (dok: GIA)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak ingin PT Garuda Indonesia (Persero) gulung tikar. Namun untuk menyelamatkan Garuda Indonesia, Kementerian BUMN tak ingin terus-menerus menyuntikkan modal.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, Kementerian BUMN tengah bernegosiasi dengan perusahaan penyewa pesawat atau lessor. Negosiasi ini diharapkan cepat mencapai kesepakatan dan Garuda Indonesia tetap beroperasi.

"Soal Garuda ini kita lagi proses negosiasi. Jadi mudah-mudahan negosiasinya berhasil harapan kita negosiasinya berhasil hanya dengan cara negosiasi inilah dengan pemilik pemilik piutang terhadap Garuda itu kita harapkan dan kalau ini berhasil maka Garuda akan tetap bisa jalan," kata Arya kepada wartawan, Senin (25/10/2021).

Kementerian BUMN sangat ingin menyelamatkan Garuda Indonesia tetapi cara yang dilakukan bulan dengan melakukan penyuntikan modal atau Penyertaan Modal Negara (PMN). Penyelamatan dengan PMN membuat BUMN manja.

"Kita saat ini berusaha betul supaya sedikit-sedikit tidak disuntik PNM yang rugi. Jangan. Kita membangun yang namanya BUMN yang sehat. Karena kalau disuntikkan lagi akan membuat banyak kebutuhan anggaran untuk menyelamatkan Garuda jadi lebih baik kita cari dulu solusi pertamanya adalah negosiasi dengan para pemilik piutang," kata Arya.

Arya menyebut, kondisi Garuda Indonesia saat ini akibat manajemen yang buruk dan tata kelola yang ugal-ugalan dalam perihal penyewaan pesawat. Di tambah lagi adanya kondisi pandemi Covid-19, yang semakin memperparah kondisi Garuda Indonesia.

"Kita tahu bahwa kondisi Garuda seperti ini memang karena dulu Itu kan ugal-ugalan, penyewaan penyewaan pesawat yang dilakukan oleh pihak Garuda dan ugal-ugalan. Itu yang membuat kondisi Garuda diperparah lagi dengan kondisi Corona sekarang ini jadi puncaknya," jelas dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pelita Air

Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG
Desain masker baru pesawat Garuda Indonesia pada armada B737-800 NG (dok: GIA)

Sebab itu, Kementerian BUMN akan mengambil alih untuk membereskan Perseroan dengan baik dan efisien. Arya ingin seluruh pihak juga melihat secara rasional kondisi Garuda pada hari ini.

"Kita harus lihat dengan riil lebih rasional dengan kondisi Garuda saat ini tidak hanya sekedar sentimentil dan sebagiannya, kita harus selamatkan dengan cara negosiasi. Negosiasinya gagal baru kita cari opsi lain. Kita bisa carikan beberapa langkah-langkah untuk supaya kita tetap memiliki pesawat airline jadi kita tunggu saja bagaimana kondisi negosiasi kita," jelas Arya.

Sementara, terkait dengan opsi Pelita Air akan menggantikan Garuda Indonesia, Arya tidak ingin berkomentar jauh. Sebab, pihaknya masih tengah berfokus untuk proses negosiasi.

"Soal opsi mengenai Pelita itu nanti lah yang utama itu sebenarnya adalah kita, kami berusaha berjuang untuk bisa bernegosiasi dengan para pihak-pihak yang memiliki piutang dengan Garuda itu yang utama," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya