Liputan6.com, Canggu - Bank digital diprediksi akan merajai sektor perbankan pada 2030. Pada tahun tersebut, semua bank yang ada diperkirakan akan berubah menjadi bank digital.
Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah mengatakan, bank digital merupakan sebuah proses virtual yang mencakup seluruh layanan online banking dan layanan lainnya yang lebih dari sekedar online.
Baca Juga
"Jadi layanan banknya sama tapi kita perlu tahu dia (bank digital) ada di mana, kantornya di mana, pagawainya seperti apa. Mereka yang hidup di Makassar, di Papua, mereka tidak pernah terpikirkan seperti apa kantornya," kata dia dalam acara Jago Bootcamp di Bali, Kamis (28/10/2021).
Advertisement
Piter menjelaskan, digital banking mencakup front end yang dilihat oleh nasabah, back end yang dilihat oleh banker melalui server dan panel control admin mereka dan terakhir middleware yang menghubungkan front end dan back end. Sebagai informasi, middleware merupakan software yang menghubungkan sistem operasi atau basis data dengan berbagai aplikasi yang digunakan nasabah.
Sebuah bank digital, lanjut dia, merupakan bank yang memfasilitasi seluruh fungsi bank dalam layanan platform digital. Bank Digital memiliki seluruh fungsi dari head office, branch office, online service, bank cards, ATM and point of sale machines.
"Dia terkoneksi dalam semua aplikasi yang kita miliki, ada dalam genggaman kita. Dia ada di mana-mana tanpa ada wujudnya. Bisnisnya akan tetap sama, tapi the way dia memberikan layanan akan menjadi digital," ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi Perkembangan Bank Digital
Menurut Piter, pada 2021 ini menjadi awal persaingan antara bank digital dengan bank konvensional. Kemudian, pada 2025, persaingan antar kedua jenis bank ini akan semakin sengit.
Sedangkan pada 2030, kata Piter, diprediksi semua bank akan menjadi bank digital. "Sekarang start baru persaingan perbankan di era digital," tutup dia.
Advertisement