Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dikaruniai sumber gas bumi yang melimpah, tetapi penyerapannya belum optimal. Kondisi tersebut membuat Subholding Gas Pertamina melakukan terobosan untuk meratakan pasokan energi baik tersebut ke seluruh wilayah.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, secara masif Subholding Gas Pertamina akan membangun infrastruktur fisik dan nonfisik guna meratakan pasokan gas bumi ke berbagai wilayah. Hal itu ditekankannya sebab infrastruktur merupakan kunci utama pengembangan penggunaan gas bumi.
"Kunci pengembangan gas adalah infrastruktur," kata Nicke, dikutip, Sabtu (29/10/2021).
Advertisement
Nicke menjelaskan, pemerataan pasokan gas ini menjadi bagian dari upaya Subholding Gas Pertamina yang akan bergerak mengelola transisi energi dari bahan bakar fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT) yakni gas, dengan porsi bauran energi di angka 22 persen hingga 25 persen.
Dengan peningkatan kebutuhan energi lima kali lipat dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, maka porsi gas harus ditingkatkan. Saat ini, Pertamina memiliki pipa gas sepanjang 24 ribu kilometer dan terpanjang di Asia Tenggara.
Lebih lanjut, kata Nicke, Subholding Gas Pertamina yang dikomandoi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pun melakukan terobosan untuk menjangkau pemerataan pasokan gas ke wilayah yang belum terlalui pipa transmisi, yaitu dengan virtual pipeline.
Metode ini adalah cara pengaliran gas tanpa menggunakan pipa, tetapi dengan mamanfaatkan berbagai moda transportasi.
Jawa bagian selatan merupakan salah satu wilayah yang akan dijangkau dengan virtual pipeline. Sub Holding Pertamina akan memanfaatkan moda transportasi kereta api untuk pengangkutan gas tersebut.
"Nanti kami akan menjelaskan kereta api untuk khususnya wilayah Selatan Jawa yang sekarang gas pipeline-nya memang belum ada," sebut Nicke.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gandeng Kawasan Industri
Direktur Utama PGN Haryo juga menjelaskan, virtual pipeline yang akan dibangun di selatan Jawa. Virtual pipeline akan mengangkut gas Alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari tiga terminal, yaitu dari Boja Negara, Cilacap dan Teluk Lamong. Tiga lokasi tersebut dipilih karena pasar layanan PGN cukup baik di lokasi-lokasi tersebut.
"Sehingga harapannya untuk melanjutkan program jaringan gas (jargas) ini, kami akan melayani tenant yang memang sudah kami layani sehingga bisa melanjutkan pipa jaringan gas kami bisa melayani sambungan rumah tangga," ujar Haryo.
Asal tahu saja, virtual pipeline merupakan salah satu bentuk dukungan pengembangan Kawasan Industri Baru sesuai RPJM 2020-2024 di luar Pulau Jawa, selaras dengan program gasifikasi pembangkit listrik sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 yang sedang dijalankan PGN untuk mendorong pertumbuhan industri di kawasan Indonesia Timur.
Menurutnya, dengan portofolio pasokan terkontrak dengan pemasok di hulu kurang lebih 1.000 BBTUD, PGN diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan gas bumi di kawasan industri.
“Target PGN dalam jangka pendek adalah segera melaksanakan joint study bersama dengan pengelola Kawasan Industri untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi beserta moda transportasinya di Kawasan Industri. Saat ini Indonesia juga sudah memasuki era LNG, sehingga infrastruktur pendukung seperti virtual pipeline dapat dibangun untuk menjangkau wilayah Indonesia Timur secara lebih luas,” ujar Haryo.
Advertisement
Perbaikan Iklim
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro memandang, upaya PGN dalam meratakan pasokan gas dengan menggunakan metode virtual pipeline merupakan terobosan yang baik untuk meningkatkan penyerapan gas bumi. Gas bumi dapat menggantikan penggunaan energi fosil yang memiliki emisi tinggi, lalu akan memberi efek ikutan terhadap perbaikan iklim.
"Saya kira bagus ini bagian dari upaya untuk gas domestiknya bisa terserap jadi kalau ada upaya seperti itu ada peningkatan penyerapan gas dalam negeri," ujar Komaidi.
Komaidi juga melanjutkan ketersediaan pasokan gas bumi lewat virtual pipeline akan menarik investasi baru, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sebelumnya tidak dialiri gas bumi.
"Kalau kemudian untuk pengguna baru akan menaikan investasi lebih besar," tutur Komaidi.