Surplus Neraca Perdagangan Indonesia-Malaysia Melonjak Hampir 200 Persen

Neraca perdagangan nonmigas Indonesia–Malaysia pada periode Januari–September 2021 mencatatkan surplus sebesar USD 3,39 miliar

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Nov 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2021, 20:00 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdangan RI mengungkapkan, neraca perdagangan nonmigas Indonesia–Malaysia pada periode Januari–September 2021 mencatatkan surplus sebesar USD 3,39 miliar bagi Indonesia.

Artinya, terjadi lonjakan hingga 192,69 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Selain itu, total perdagangan Indonesia–Malaysia di Januari–September 2021 juga meningkat 46,43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, senilai USD 15,05 miliar.

"Surplus perdagangan yang cukup besar ini tentu merupakan capaian yang sangat baik, hal ini seiring dengan peningkatan ekspor berbagai komoditas andalan Indonesia ke Malaysia seperti batu bara, CPO, tembaga, besi dan baja, serta berbagai produk kimia,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi, dikutip dari rilis Kemendag, Sabtu (20/11/2021).

Di sela-sela pembukaan Selangor International Bussiness Summit 2021 di Kuala Lumpur pada Kamis (18/11), Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono mengatakan bahwa ekspor nonmigas Indonesia ke Malaysia pada periode Januari–September 2021 mencapai USD 7,53 miliar, tumbuh hingga 61,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Nilai ekspor tersebut, menurut Hermono, juga merupakan yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Capaian ini sangat menggembirakan dan ia berharap dapat terus bertambah hingga akhir 2021.

"Lonjakan ekspor yang sangat tinggi ini tentu sangat menggembirakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan barang dari Indonesia sudah mulai pulih, bahkan meningkat pasca pembatasan ketat yang dilakukan Malaysia sejak awal pandemi COVID-19 melanda," ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Produk Ekspor Tertinggi

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Adapun beberapa produk ekspor nonmigas yang naik cukup tinggi yaiu tembaga (265,11 persen), lemak dan minyak hewan/nabati (164,9 persen), berbagai produk kimia (112,20 persen), besi dan baja (65,89 persen), dan batu bara (50,29 persen).

Pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia merupakan yang tertinggi di antara sepuluh negara eksportir terbesar ke Malaysia, kata Atase Perdagangan RI Kuala Lumpur Deden Muhammad Fajar Shiddiq.

Diketahui, Indonesia merupakan negara eksportir keenam terbesar ke Malaysia setelah China, Amerika Serikat, Singapura, Jepang, dan Taiwan.

"Mulai dibukanya kembali berbagai kegiatan ekonomi di Malaysia pasca pembatasan sosial berkaitan dengan COVID-19 merupakan momentum yang sangat baik untuk terus meningkatkan ekspor nonmigas RI ke Malaysia sampai dengan akhir tahun 2021 ini," terang Deden.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya