Tarif Bus Akap Siap-Siap Naik Saat Nataru, Ini Pemicunya

Pengusaha Otobus (PO) berencana melakukan penyesuaian tarif untuk perjalanan di akhir tahun 2021 dikisaran 20-30 persen dari tarif ada saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2021, 11:45 WIB
Diterbitkan 10 Des 2021, 11:45 WIB
Terminal Baranangsiang Kota Bogor
Terminal Baranangsiang Kota Bogor kembali memberakukan tes Genose bagi penumpang seiring beroperasinya kembali bus AKAP dan bus AKDP pascalibur Lebaran 2021. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha Otobus (PO) berencana melakukan penyesuaian tarif bus untuk perjalanan di akhir tahun 2021. Sejauh ini pengusaha bus bahkan sudah melakukan perhitungan kenaikan dikisaran 20-30 persen dari tarif ada saat ini.

Direktur Utama PO Siliwangi Antar Nusa (SAN), Kurnia Lesani Adnan mengatakan, pihaknya tidak berencana untuk melakukan penyesuaian tarif bus. Sebab, libur akhir tahun untuk trayek jarak jauh tidak terlalu berdampak terhadap jumlah penumpang.

"Tapi untuk SAN kami tidak ada kenaikan," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/12).

Dia menambahkan, penyesuaian tarif biasanya dilakukan untuk beberapa PO di Pulau Jawa. Sebab, pengusaha melihat ada momentum pada saat peak seasson.

Sebagai informasi saja, perusahaan yang berusia genap 30 tahun, ini melayani berbagai rute perjalanan di Jawa dan Sumatera. Perusahaan ini didirikan di Bengkulu dan dirintis sejak tahun 1978 oleh H. Hasanuddin Adrian, PO SAN kini menjadi salah satu perusahaan jasa transportasi terbesar di Indonesia.

Berbeda dengan PO SAN, Direktur PT Gunung Harta Transport Solution, I Gede Yoyok Santoso justru tengah mempertimbangkan penyesuaian tarif pada akhir tahun. Pertimbangan kenaikan ini diambil mengingat masa libur natal dan tahun baru penumpang mulai ramai.

"Rencana ada tapi belum pasti. Kami liat situasi dulu," kata dia saat dihubungi.

Meski demikian, Gede belum berani menyebutkan besaran penyesuaian tarif perjalanan di akhir tahun, khususnya saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). Terlebih pihaknya masih menghitung dan membaca situasi di lapangan. Apalagi, kondisi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

Sementara, untuk tingkat okupansi Gunung Harta sejauh ini sudah mulai menyentuh 70 persen. Namun angka itu belum stabil. Karena masih bergerak fluktuatif naik turun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengusaha Bus Berencana Naikan Tarif 30 Persen di Akhir Tahun

Larangan Mudik Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Penumpang berada di dalam bus AKAP saat menunggu keberangkatan di Terminal Pulogebang, Jakarta, Rabu (24/11/2021). Salah satu aturannya adalah memerintahkan kepala daerah untuk sosialisasi peniadaan mudik Natal dan tahun baru bagi warga pendatang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) berencana melakukan penyesuaian tarif untuk perjalanan di akhir tahun 2021. Sejauh ini IPOMI tengah melakukan perhitungan kenaikan dikisaran 20-30 persen dari tarif ada saat ini.

Ketua Umum IPOMI, Kurnia Lesani Adnan mengatakan, rencana kenaikan ini diperhitungkan setelah pemerintah memberikan sejumlah persyaratan perjalan untuk angkutan darat saat Nataru. Kenaikan ini pun meminimalisir sepinya penumpang.

"Jadi memang persiapan, kurang lebih kenaikannya seperti itu," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/11).

Berdasarkan catatannya, rata-rata bus tujuan ke Pulau Jawa tingkat okupansinya belum mencapai 100 persen, meskipun pemerintah sudah mengizinkan untuk di isi penuh. Tingkat keterisian tempat duduk hanya sekitar 60-70 persen. Namun begitu angka itu sudah naik dibandingkan awal-awal pandemi yang hanya 40-50 persen.

"Nah ini sampai dengan kemarin sudah bergerak 70-80 persen," katanya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya