Impor pada November 2021 Naik 18,62 Persen, Indonesia Diserbu Barang China

Impor terbesar dari China antara lain mesin, peralatan mekanis, perlengkapan elektrik dan produk farmasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2021, 15:34 WIB
Diterbitkan 15 Des 2021, 15:30 WIB
Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Impor Indonesia pada November 2021 di angka USD 19,33 miliar, naik 18,62 persen dibanding bulan sebelumnya. Impor tersebut tertinggi dari China. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, impor nonmigas Indonesia pada November 2021 didorong oleh barang-barang dari China. Nilai impor produk nonmigas tercatat USD 1,17 miliar.

"Impor kita meningkat terbesar di November dari Tiongkok, terjadi peningkatan impor sebesar USD 1.173,7 juta," kata Margo di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/12/2021).

Impor terbesar dari China antara lain berupa mesin dan peralatan mekanis atau bagiannya, mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya dan terakhir dari produk farmasi.

Selain China, negara dengan impor produk tertinggi lainnya yakni Korea Selatan dengan nilai impor USD 271,1 juta dolar. Kemudian Amerika Serikat dengan pertambahan nilai impor USD 117,3 juta.

Dari Thailand terdapat peningkatan impor sebesar USD 112,1 juta. Terakhir, Jepang dengan penambahan impor sebesar USD 98,6 juta.

"Jadi memang terbesar tambahan impor kita dari China," dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Australia

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, penurunan impor terbesar dari Australia sebesar USD 226,4 juta. Berdasarkan komoditas penyumbang penurunan impor antara lain bahan bakar mineral, gula dan kembang gula, serta logam mulia dan perhiasan/permata.

"Ini yang menyebabkan dengan Australia kita impornya mengalami penurunan," kata dia.

Penurunan impor juga terjadi dari Ukraina yang turun sebesar USD 166,6 juta. Diikuti Swiss dengan penurunan USD 57,2 juta. Lalu Afrika Selatan turun USD 25,1 juta dan Finlandia turun sebesar USD 20,6 juta.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya