Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama ini hanya menghitung dampak langsung dari investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga penyerapan tenaga kerja. Ke depan Kementerian Investasi/BKPM juga akan menghitung dampak tidak langsung dari realisasi investasi di Indonesia.Â
Staf Ahli Menteri Investasi Bidang Ekonomi Makro Indra Darmawan menjelaskan, dengan menghitung dampak tak langsung dari investasi maka akan diketahui menggambarkan lebih jelas terhadap kesejahteraan masyarakat secara umum.
Dengan mengetahui jal ini maka adanya investasi di Indonesia nantinya tidak hanya sekedar angka saja melainkan bisa masuk ke aktivitas ekonomi dalam skala besar.
Advertisement
"Siapa yang menikmati itu bagaimana interaksi antar sektor dan daerah itu yang belum digali," kata dia dalam Dampak Realisasi Investasi Terhadap Perekonomian, secara virtual di Jakarta, Senin (27/12/2021).
Dia mencontohkan, realisasi investasi pabrik alas kaki dari Taiwan di Cianjur, selama ini yang tergambar adalah besaran nilai investasinya dan besarnya penyerapan tenaga kerjanya yang mencapai 3.000 orang. Namun tidak memikirkan sisi lain bisa dimanfaatkan dari sekitar pabrik tersebut.
"Bayangkan 3.000 orang itu kan perlu makan siang, dia perlu berapa buah pisang, box makanan, dan itu apabila digarap bisa menghidupi perekonomian lokal," ujarnya.
Perhitungan dari dampak tidak langsung investasi itu nantinya akan mencakup perhitungan tumbuhnya warung-warung di sekitar pabrik, ramainya transportasi, hingga berkembangnya bisnis properti.
"Warung-warung tumbuh, tukang ojek ada, kos-kosan ada, itu kan dampak ekonominya dan itu tidak dihitung jadi dengan kajian itu kami sangat terbantu dan ke depan kami akan dalami lagi," tandasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2 Strategi BKPM Capai Target Investasi Rp 1.200 Triliun di 2022
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi di 2022 mencapai Rp 1.200 triliun. Target ini agar Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, target investasi Rp 1.200 triliun bisa tercapai jika pandemi Covid-19 terkendali. "Jangan sampai kasus aktifnya per hari di atas 1.000, seperi saat varian Delta kemarin," kata dia di Bali, Nusa Dua, ditulis Minggu (19/12/2021).
Menteri Bahlil pun menceritakan strategi BKPM untuk mengejar target investasi 2022. Sebanyak 40 persen akan didorong untuk investasi sektor hilirisasi. Menurutnya, investasi sektor hilirisasi memiliki efek pertumbuhan yang berbeda dengan investasi sektor infrastruktur.
"Sekarang kita dorong bagaimana Investasi didorong di sektor produktif seperti hilirisasi,"
Selain mendorong hilirisasi, pemerintah juga mengarahkan investasi industri ramah lingkungan. Hal ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mendukung penciptaan industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing di kancah global.
"Jadi kita dorong green industry," imbuhnya.
Untuk mendorong idustri ramah lingkungan, pemerintah bahkan tengah mencari investor untuk memanfaatkan potensi sungai sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Misalnya memanfaatkan Sungai Mamberamo, Papua yang berpotensi menghasilkan energi listrik mencapai 23.000 megawatt (MW).
"Di Papua kita akan cari investor ada beberapa masuk. Mimpi saya membangun kawasan industri terbesar yang listriknya diambil dari sana," katanya.
Â
Advertisement