Erick Thohir Bangun KEK Kesehatan, RI Siap Saingi Singapura dan Malaysia

Inisiasi Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Menteri BUMN Erick Thohir melalui pembangunan RS Internasional Bali meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 29 Des 2021, 11:15 WIB
Diterbitkan 29 Des 2021, 11:15 WIB
Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir serta sejumlah menteri kabinet.
Inisiasi Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Menteri BUMN Erick Thohir melalui pembangunan RS Internasional Bali meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Ekonomi, Tauhid Ahmad menilai inisiasi Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Menteri BUMN Erick Thohir melalui pembangunan RS Internasional Bali meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global. Khususnya di bidang kesehatan dan pariwisata.

“RS ini bisa mengambil ceruk pasar orang-orang yang selama ini bepergian ke luar. Kita ingin melakukan persaingan dengan Malaysia dan Singapura, yang selama ini warga kita berobat ke RS Internasional di dua negara tersebut,” tutur Tauhid via sambungan telepon, Jakarta, Selasa (28/12/2021).

Berdasarkan data yang dimiliki oleh pemerintah, sebanyak 2 juta warga negara Indonesia melakukan pengobatan di luar negeri per tahunnya. Dengan ini Indonesia kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp 97 triliun per tahun.

Tauhid yang juga Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan tiga cara memaksimalkan pemanfaatan KEKK Bali untuk meningkatkan mendapatkan potensi pendapatan tersebut. Pertama adalah dari sisi rumah sakit.

“Dari sisi rumah sakit, akan banyak orang yang datang berobat, membutuhkan jasa dokter, peralatan medis dll,” ujar Tauhid.

Kedua, Tauhid mengatakan terdapat peluang lain yang bisa muncul dari adanya RS Internasional di Bali. RS berskala internasional pertama milik pemerintah ini, memiliki daya tarik tersendiri, sehingga bisa dilakukan pemulihan pasca pengobatan, baik itu bagi pasien maupun yang mendampingi.

“Kedua, karena ini tourism, biasanya mereka tidak langsung pulang setelah selesai, tapi ada proses untuk penyembuhan yang lebih lama di tempat wisata, spending moneynya lebih banyak dari yang biasanya,” terang Tauhid.

“Ketiga, orang yang menemani di RS juga disediakan infrastruktur pendukung. Sehingga spending money rata-rata lama menginap, atau pemanfaatan wisata di daerah tourism bisa lebih banyak, karena Bali memang punya daya tarik tersendiri,” tambahnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dampak Positif

Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir serta sejumlah menteri kabinet.
Inisiasi Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Menteri BUMN Erick Thohir melalui pembangunan RS Internasional Bali meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global.

Terakhir, Tauhid menyimpulkan KEKK Bali sarat akan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya saing Indonesia. Mengingat Bali adalah surga wisata dunia dan telah memiliki infrastruktur yang lengkap, seperti bandara, jalan tol, hotel, dan infrastruktur memadai lainnya.

“Dampaknya pasti positif. Karena memang Bali sendiri merupakan pusat wisata di Indonesia dan dunia, sehingga potensi ekonominya besar, akan sangat bermanfaat terutama menggaet pasar berdasarkan kelas-kelas yang ada di Indonesia, terutama menengah ke atas,” tutup Tauhid.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya