Harga Minyak Dunia Tembus USD 90 per Barel, Tertinggi sejak 2014

Potensi sanksi terhadap Rusia yang dipicu oleh invasi Ukraina akan menjadi katalis untuk harga minyak mentah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jan 2022, 08:05 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 08:05 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia mencapai level USD 90 per barel pada perdagangan Rabu. Harga minyak yang bisa tembus USD 90 ini merupakan pertama kalinya sejak 2014.

Kenaikan harga minyak dunia ini menandakan sudah terjadi pemulihan sejak mencapai harga terendah pada April 2022.

Kenaikan harga minyak dunia ini terjadi karena beberapa sebab. Adalah pembatasan produksi, meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, dan kembali bergairahnya permintaan.

Mengutip CNBC, Kamis (27/1/2022), harga minyak Brent naik lebih dari 2 persen dan mencapai level tertinggi di USD 90,47 per barel untuk pertama kalinya sejak Oktober 2014. Namun, harga minyak Brent mundur sedikit dalam perdagangan sore, akhirnya naik 2 persen ke level USD 89,96 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan minyak AS, naik 2,04 persen ke level USD 87,35 per barel. Selama perdagangan, kontrak ini mencapai level tertinggi di USD 87,95 per barel.

Analis CIBC Private Wealth Rebecca Babin mengatakan, potensi sanksi terhadap Rusia yang dipicu oleh invasi Ukraina akan menjadi katalis untuk harga minyak mentah yang lebih tinggi.

"Setiap hari yang berlalu tanpa de-eskalasi, kita bisa melihat lebih banyak sentimen dukungan untuk minyak mentah," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Goldman Sachs

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Goldman Sachs menuliskan pada Rabu bahwa gangguan pasokan tidak mungkin terjadi, tetapi mungkin ada kenaikan harga energi mengingat pasar yang sudah ketat.

“Pasar komoditas semakin rentan terhadap gangguan, setelah beberapa tahun mengalami pemadaman secara historis setelah guncangan Covid awal,” tulis perusahaan itu dalam sebuah catatan kepada klien.

Awal bulan ini, Goldman Sachs memprediksi bahwa harga Brent dapat mencapai USD 100 per barel pada kuartal III 2022, menambah sejumlah perusahaan Wall Street yang menyerukan harga minyak bisa menyentuh tiga digit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya