Liputan6.com, Jakarta - Total utang publik atau nasional Amerika Serikat sekarang mencapai di atas USD 30 triliun atau setara Rp 430,3 kuadriliun. Jumlah tersebut diungkapkan oleh data Departemen Keuangan AS yang diterbitkan pada Selasa (1/2/2022).
Dilansir dari CNN, Rabu (2/2/2022) pinjaman pemerintah AS dipercepat selama pandemi Covid-19 ketika Washington berusaha meredam dampak ekonomi dari krisis. Utang nasional AS telah melonjak sekitar USD 7 triliun sejak akhir 2019.
Setelah bertahun-tahun mengalami tingkat suku bunga terendah, Federal Reserve kini berusaha menangani inflasi.
Advertisement
The Fed berencana untuk meluncurkan rangkaian kenaikan suku bunga pertamanya sejak 2015. Namun, biaya pinjaman yang lebih tinggi hanya akan mempersulit pembiayaan utang itu.
"Ini tidak berarti krisis jangka pendek, tetapi (utang) itu mungkin menjadikan kita lebih miskin dalam jangka panjang," kata David Kelly, kepala strategi global di JPMorgan Asset Management.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Utang Internasional AS
Adapun utang pemerintah federal AS kepada investor asing dan internasional, sekarang hampir mencapai USD 8 triliun atau setara Rp 114,7 kuadriliun.
Jumlah utang internasional terbanyak AS diketahui berada pada Jepang dan China.
"Itu berarti pembayar pajak Amerika akan membayar pensiun orang-orang di China dan Jepang, yang merupakan kreditur kami," sebut Kelly.
Diketahui, utang nasional AS telah meroket dalam beberapa dekade terakhir, sebagian didorong oleh krisis keuangan pada 2008 silam dan ditambah dengan pandemi.
Pada Desember 2007, total utang nasional AS mencapai USDÂ 9,2 triliun tepat saat masa resesi besar dimulai, menurut data Departemen Keuangan AS.
Sementara saat mantan Presiden Donald Trump menjabat, utang nasional AS mencapai hampir USD 20 triliun.
"Covid memperburuk masalah (utang). Kami memiliki situasi darurat yang membutuhkan triliunan pengeluaran," kata Michael Peterson, CEO Peterson Foundation.
"Tetapi masalah struktural yang kita hadapi secara fiskal sudah ada jauh sebelum pandemi," ungkapnya.
Bahkan sebelum Covid, pemerintahan Trump sudah melihat peningkatan tajam dalam utang nasional AS, yang disorot oleh pemotongan pajak besar-besaran yang diberlakukan pada akhir 2017 - ketika ekonomi AS sedang booming dan tidak memerlukan stimulus fiskal.
Advertisement