Menteri Bahlil Bidik Investasi Rp 250 Triliun Masuk Lewat Forum TIIWG

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menargetkan investasi Rp 200-250 Triliun didapat dari forum Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG).

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 08 Feb 2022, 14:10 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 14:10 WIB
Sambut Kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Relawan Pengusaha Muda Gelar Syukuran
Ketua Dewan Pembina Repnas, Bahlil Lahadalia memberi sambutan pada acara syukuran menyambut kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jakarta, Sabtu (20/4). Syukuran kemenangan digelar berdasarkan pantauan hitung cepat tim internal yang memenangkan pasangan nomor urut 01. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan investasi Rp 200-250 Triliun didapat dari forum Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG). Angka ini merupakan target investasi yang masuk guna mendukung misi hilirisasi yang digenjot pemerintah.

Hal ini juga menyangkut pada proses transisi energi yang sedang dijalankan oleh Indonesia dan dunia. Menteri Bahlil mengatakan angka ini masih sebagai hitungan kasar darinya, namun bisa dijadikan sebagai target.

“Ini angka kasar, minimal Rp 200-250 triliun bisa kita jadikan target, tapi detail angkanya kita sedang menyusun,” katanya dalam Inaugurasi TIIWG G20, Selasa (8/2/2022).

Investasi ini diharapkan Bahlil akan masuk ke pos berbagai program hilirisasi yang didorong oleh pemerintah. Ia pun mengkhususkan dana investasi yang didapatkannya itu akan disalurkan untuk menunjang kegiatan hilirisasi berbagai bahan baku.

“Yang kita dorong sektor hilirisasi, selain pariwisata, perkebunan yang saya rasa sudah berjalan. Sektor apa? batubara untuk menuju pada DME (Dimetil Eter) dan Metanol, Nikel ke baterai, cooper harus ada sampai dengan minimal 70 persen nilai tambahnya,” katanya.

Adanya target yang dikejar melalui forum ini, Bahlil mengatakan ini akan menunjang target investasi paa 2022 sebesar Rp 1.200 triliun. Sebelumnya Indonesia berhasil merealisasikan investasi sebesar Rp 900 triliun di 2021.

Ia pun menyebut pihaknya mendorong investasi yang ramah lingkungan dan berkeadilan, serta tidak hanya berfokus pada nominal saja. Artinya, ada kepentingan lainnya yang perlu diperhatikan

“Investasi yang bermanfaat bagi pengusaha yang ada di daerah. Arahan presiden investigasi jangan hanya dilihat dari nominal angka, dari negara mana masuk, tapi investasi yang masuk untuk memberdayakan pengusaha kita dan UMKM-UMKM,” terangnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bangun Ekosistem

Panel V Rakornas Indonesia Maju
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan saat diskusi panel V Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Rabu (13/11/2019). Panel V itu membahas penyederhanaan regulasi dan reformasi birokrasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Indonesia disebut-sebut sebagai satu-satunya negara yang membangun industrinya dari hulu ke hilir. Artinya dari bahan baku, pengolahan, hingga produknya sedang dibangun oleh Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan industri hulu-hilir itu merupakana salah satu upaya dalam melakukan transisi energi ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Dengan begitu, investasi juga diharapkan ikut masuk membangun industri EBT ini.

“Dunia hari ini terutama Eropa ingin meninggalkan energi fosil dan mulai masuk ke EBT, termasuk mobil listrik ini, kita satu-satunya negara di dunia sekarang ayng sedang mendorong industrinya dari hulu ke hilir itu Indonesia. Tak ada negara lain yang memulai dari tambang,” terangnya dalam Inaugurasi Trade, Investment, and Industry Working Group, Sealasa (8/2/2022).

Ia menerangkan, Indonesia dimulai pembangunannya dengan memanfaatkan dari tambang, karena memiliki banyak tambang. Kemudian, masuk ke smelternya yang juga ada di Indonesia, lalu ke produknya semisal baterai listrik. Diketahui, pabrik baterai listrik tengah dibangun oleh pemerintah guna menunjang kendaraan listrik.

“Maka kita harus terus dorong investasi yang ramah lingkungan dan berkeadilan,” katanya.

Namun dalam menarik investasi, kata Bahlil, Indonesia masih kurang dalam segi kepemilikan teknologi canggih. Dengan begitu, ia berharap bisa melakukan kolaborasi dengan negara-negara pemilik teknologi canggih  tersebut.

“Teknologi yang ada di Korea, China, Jepang, itu juga harus investasi dengan kita, investasi di dalam negeri, sambil BUMN dan pengusaha nasional juga kita dorong,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya