Liputan6.com, Jakarta Perang Rusia dengan Ukraina menimbulkan dampak ekonomi global. Salah satunya timbul dari meningkatnya harga minyak dunia, imbas pada pelaku pasar khawatir terganggunya pasokan minyak global.
Pengamat ekonomi dan energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi meminta pemerintah untuk mengantisipasi dan membuat proyeksi harga minyak yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan terkait harga BBM di dalam negeri.
Baca Juga
"Sebagai negara net importer, Indonesia tidak diuntungkan sama sekali atas kenaikan harga minyak tersebut. Bahkan, membumbungnya harga minyak justru merugikan dan memperberat beban APBN," ujarnya seperti diktuip dari Antara, Minggu (27/2/2022).
Advertisement
Serangan militer Rusia kepada Ukraina sempat mengerek harga minyak dunia menembus angka USD 105 dolar per barel yang tentu saja dapat berdampak terhadap harga minyak di Indonesia.
Apabila harga BBM tidak dinaikkan dan tetap dijual di bawah harga keekonomian, jelas Fahmy, maka Pertamina berpotensi menanggung beban kerugian yang akan berdampak terhadap kinerja keuangan perseroan.
Menurut dia, beban kerugian Pertamina tersebut diganti oleh pemerintah dalam bentuk dana kompensasi, sehingga kenaikan harga minyak dunia tidak begitu berdampak terhadap Pertamina, tetapi akan memperberat beban APBN.
"Pemerintah harus memutuskan kebijakan terhadap harga BBM untuk mengurangi beban APBN," kata Fahmy.
Â
Data Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia melonjak setelah Rusia mengumumkan perang dengan Ukraina. Harga minyak patokan internasional Brent melampaui USD 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.
Meski harga minyak sempat turun selama perdagangan sore di Wall Street setelah Presiden Joe Biden mengatakan saat ini tidak ada rencana untuk menargetkan sektor energi Rusia dengan sanksi usai menyerang Ukraina.
Perang Rusia Ukraina itu diperkirakan memiliki implikasi luas terhadap pasar energi mengingat peran Rusia sebagai produsen gas alam terbesar kedua di dunia dan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Melansir laman CNBC, Jumat (25/2/2022), harga minyak telah melonjak lebih dari USD 20 per barel sejak awal tahun di tengah meningkatnya ketegangan Rusia Ukraina. Sekarang, dikhawatirkan gelombang sanksi internasional terhadap sektor energi Rusia dapat mengganggu pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent naik lebih dari 8 persen pada satu titik untuk mencapai sesi tertinggi USD 105,79 per barel, level tertinggi sejak Agustus 2014.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS, naik lebih dari 9 persen untuk diperdagangkan setinggi USD 100,54, harga terakhir terlihat pada Juli 2014.
Advertisement