Holding BUMN Perkebunan Ingin Jadikan RI Pemain Industri Kopi Dunia

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus melakukan upaya pengembangan kopi nusantara

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2022, 19:41 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 19:24 WIB
Ekspor Kopi Nasional Alami Kenaikan
Aktivitas pekerja di salah satu gerai kopi di Jakarta, Jumat (19/11/2021). Data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) mencatat ekspor kopi secara Nasional sepanjang Januari-Juli 2021 mencapai 294.243 ton atau naik 2,63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) terus melakukan upaya pengembangan kopi nusantara, dengan cara memperbaiki sistem operasional budidaya kopi agar sesuai dengan cara berkebun yang memenuhi kaidah Good Agricultural Practices.

Komitmen ini disampaikan Direktur Pemasaran Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dwi Sutoro, sekaligus Ketua PMO Kopi Nusantara saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi pilot project di wilayah Gunung Ijen Bondowoso.

Kunjungan kerja dilakukan bersama dengan Tim PMO Nusantara guna memastikan program kerja yang telah disusun berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dicanangkan Kementerian BUMN pada Januari 2022 yang lalu.

Melalui program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, Kementerian BUMN memperkuat sinergi para pelaku usaha kopi demi mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di tanah air.

Selain itu, kerjasama perusahaan BUMN termasuk PTPN dan swasta, serta asosiasi dan lembaga Research and Development (R&D) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas industri nasional, sehingga dihasilkan biji kopi terbaik yang memenuhi standar internasional.

“Kami optimis, melalui sinergi dan kerja keras seluruh elemen dalam PMO Kopi Nusantara, dalam jangka 2-3 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi market leader industri kopi dunia,” kata Dwi Sutoro.

 

Produk Unggulan

Lebih dari 50 jenis kopi lokal Indonesia dipamerkan di dalam gelaran Expo 2020 Dubai. Kopi tersebut antara lain Luwak, Gayo, Kintamani, robusta Lampung, Leci Pranger Priyangan, Bajawa Flores, Toraja, dan Ijen Banyuwangi. (Dok Kemendag)
Lebih dari 50 jenis kopi lokal Indonesia dipamerkan di dalam gelaran Expo 2020 Dubai. Kopi tersebut antara lain Luwak, Gayo, Kintamani, robusta Lampung, Leci Pranger Priyangan, Bajawa Flores, Toraja, dan Ijen Banyuwangi. (Dok Kemendag)

Lokasi yang dikunjungi oleh Tim PMO Kopi Nusantara pada Selasa (22/03) berada di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yaitu lokasi Pilot Project 1a dan 1b. Pilot Project 1a merupakan Kerja Sama Operasional (KSO) antara PTPN XII dan PTPN V, dalam bentuk Revitalisasi Kopi Arabika di Kawasan Ijen.

Lahan project ini berada di Kalisat-Jampit dan Blawan, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Total luas lahan Pilot Project 1a mencapai 3.540 Hektare (Ha), dengan pangsa pasar hasil panen kopi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (20 persen) dan ekspor (80 persen).

Target yang ditentukan dari pelaksanaan project plan 1a ini adalah peningkatan supply Java Coffee ke pasar, replanting, dan kerja sama antar anak perusahaan PTPN Holding.

Sedangkan Pilot Project 1b berada di Areal Perhutani KPH Bondowoso di Kecamatan Sumber Wringin dan Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang berfokus pada intensifikasi dan perluasan lahan kopi dengan pendekatan Sustainable Agriculture/Agroforestry di hulu dan Industrialisasi Specialty di hilir.

Total luas lahan dalam project 1b adalah 250,62 Ha yang melibatkan 400 orang petani. Pangsa pasar project ini 10 persen untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan 90 persen untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Target yang ingin dicapai melalui pilot project 1b antara lain meningkatkan produktivitas kopi, menjaga kelestarian hutan, memperbaiki pendapatan petani kopi, memberi kepastian pembelian, pendataan lahan, konsolidasi sistem pengelolaan, dan menghubungkan petani dengan pembiayaan formal.

Area pilot project di wilayah di Bondowoso ini akan mulai panen raya di bulan Mei tahun 2022 dengan target produktivitas pilot project 1a sebanyak 900 kg/ha dan target produktivitas pilot project 1b sebanyak 400 kg/ha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya