Prediksi Analis: Harga Emas Dunia Bakal Jatuh di Bawah USD 1.800 Pekan Ini

Harga emas telah terpukul dengan tekanan jual yang signifikan karena dolar AS diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam 20 tahun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Mei 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2022, 06:00 WIB
Harga Emas Antam Kembali Turun
Petugas menunjukkan sampel logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, (23/7/2020). Usai cetak rekor ke posisi termahalnya di Rp 982 ribu, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Emas Antam) kembali turun Rp 5.000 menjadi Rp 977 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mengalami tekanan yang cukup dalam pada pekan lalu. tercatat, harga emas menunjukkan kinerja mingguan terburuk dalam satu tahun terakhir.

Diperkirakan, kinerja merah harga emas ini tidak akan berhenti di pekan lalu saja tetapi akan berlanjut di pekan ini. Beberapa analis di Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas masih akan tertekan sepanjang pekan ini.

Mengutip Kitco, Senin (16/5/2022), harga emas sepanjang pekan lalu mengalami penurunan 3,7 persen. Bukan hanya terburuk dalam setahun, penurunan ini juga melanjutkan pelemahan berturut-turut yang sudah dibukukan selama tiga pekan sebelumnya.

Pasar emas telah terpukul dengan tekanan jual yang signifikan karena dolar AS diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam 20 tahun. Meskipun beberapa analis mengatakan bahwa emas tampaknya oversold, tapi tetap saja beberapa analis melihat bahwa emas masih menghadapi beberapa tantangan ke depannya.

"Seperti pepatah lama, pasar bisa tetap overbought dan oversold lebih lama daripada kebanyakan dari kita bisa duga," kata analisis sekaligus presiden dari lembaga Darin Newsom, Darin Newsom.

"Selain itu, Aturan memberi tahu kita bahwa fundamental menang pada akhirnya, dan fundamental dolar AS tetap bullish." tambah dia.

Di pekan ini, 17 analis Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Di antara peserta, dua analis atau 12 persen menyerukan harga emas naik minggu depan. Pada saat yang sama, 12 analis atau 71 persen menyatakan bearish pada harga emas dalam waktu dekat. Sedangkan tiga analis atau 18 persen netral pada harga.

Sementara itu, 932 suara investor risetl diberikan dalam polling online. Dari jumlah tersebut, sebanyak 481 responden atau 51 persen berharap emas untuk naik minggu ini.

Sedangkan 286 lainnya atau 31 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 165 pemilih atau 18 persen netral dalam waktu dekat.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi Harga

20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4
Harga jual emas batangan Antam ukuran satu gram dibanderol di harga Rp 599.000 per gram, Jakarta, Senin (10/10). Jumlah itu tidak mengalami perubahan dari harga perdagangan akhir pekan kemarin, yakni Rp 599.000 per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler mencatat, indikator momentum terlihat sedikit meregang. Namun, dia tidak melihat momentum bergeser dalam waktu dekat. Dia melihat bahwa harga emas akan jatuh ke USD 1.780 per ounce di pekan ini.

"Kenaikan suku bunga membuat emas tetap defensif, meskipun ada potensi inflasi ke depannya," katanya.

Analis senior di DailyFX.com Chris Vecchio mengatakan, imbal hasil obligasi riil telah naik ke tingkat pra-pandemi, dan tren naik baru saja dimulai.

Minggu lalu, Indeks Harga Konsumen AS menunjukkan inflasi tahunan naik 8,3 persen di April, turun dari 8,5 persen di Maret.

Meskipun inflasi sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, Vecchio mengatakan bahwa ada tanda-tanda bahwa inflasi telah mencapai puncaknya.

"Inflasi akan tetap tinggi, memaksa Federal Reserve untuk terus agresif menaikkan suku bunga. Pada akhirnya, suku bunga riil akan naik lebih tinggi, yang merupakan berita buruk bagi emas," katanya.

"Saya pikir hanya masalah waktu sebelum emas diperdagangkan dengan nyaman di bawah uSD 1.800 per ounce. Saya berharap pada akhir tahun, harga emas bisa di bawah USD 1.700." tambah dia.

Harga Emas Anjlok Lebih dari 1 Persen Jelang Akhir Pekan

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, harga emas turun lebih dari 1 persen pada hari Jumat dan bersiap untuk penurunan mingguan keempat berturut-turut. Penurunan ini karena pergerakan kuat dolar dengan suku bunga AS yang lebih agresif di cakrawala melemahkan selera untuk emas batangan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (14/5/2022), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1,808,89 per ounce pada 13:54 malam. EDT (1754 GMT), setelah mencapai level terendah sejak 4 Februari di USD 1.798,86. Ini telah menurun hampir 4 persen minggu ini.

Sementara harga emas berjangka AS turun 0,9 persen pada USD 1,808,20.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada hari Kamis bahwa pertempuran untuk mengendalikan inflasi akan "termasuk beberapa rasa sakit", karena dampak dari suku bunga yang lebih tinggi terasa.

"Harga emas sedang terbebani karena Fed telah berkomitmen untuk menaikkan suku bunga dengan cepat dan di samping itu, dolar sangat kuat," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

"Ke depan, angka inflasi adalah apa yang akan diawasi pasar dengan cermat," tambahnya.

 

Dolar AS

Indeks dolar AS ditetapkan untuk kenaikan mingguan keenam berturut-turut, melayang di dekat level tertinggi 20 tahun.

Meskipun dilihat sebagai lindung nilai inflasi, emas batangan tidak menghasilkan bunga dan sensitif terhadap kenaikan suku bunga jangka pendek AS dan imbal hasil obligasi.

"Rebound di pasar saham global di tengah berkurangnya penghindaran risiko di pasar untuk mengakhiri minggu perdagangan juga negatif untuk logam safe-haven," kata analis senior Kitco Jim Wycoff dalam sebuah catatan.

Pertumbuhan saham memimpin rebound di indeks utama Wall Street.

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya