Indonesia EBTKE ConEx 2022 Bakal Pamer Inovasi EBT

Kementerian ESDM berharap ada inovasi baru dalam pemanfaatan energi baru terbarukan yang hadir pasca gelaran Indonesia EBTKE ConEx 2022.

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Jun 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2022, 17:30 WIB
ESDM
PLTB ini bisa mengaliri listrik 360 ribu pelanggan 450 KV. Proyek ini bagian dari proyek percepatan pembangunan pembangkit 35.000 MW, sekaligus bagian dari upaya Pemerintah mencapai target bauran energi nasional 23 persen dari EBT pada 2025.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap ada inovasi baru dalam pemanfaatan energi baru terbarukan yang hadir pasca gelaran Indonesia EBTKE ConEx 2022. Gelaran ini akan dilaksanakan pada 10-15 Oktober 2022 mendatang.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana memandang cara baru penggunaan itu dapat berkontribusi juga dalam transisi energi di dalam negeri. Inovasi ini akan membantu transisi energi dari sektor-sektor konvensional seperti penggunaan listrik utama dan sektor transportasi.

“Penyelenggaraan Indonesia EBTKE ConEx 2022 akan berkontribusi pada inovasi dan kelayakan proyek dan lingkungan dan berpengaruh pada porsi EBT yang ideal dan dapat diimplementasikan,” katanya saat membuka Bincang-Bincang Indonesia EBTKE ConEx 2022, Kamis (2/6/2022).

Atas harapan itu, ia juga mengundang berbagai pemangku kepentingan untuk bisa memanfaatkan ajang tersebut. Hal ini disebut mampu mengejar target bauran EBT 23 persen di 2030 mendatang.

“Saya mengundang ada inovasi pemanfaatan energi baru terbarukan diluar penggunaan listrik konvestional dari PLN,” katanya.

Lebih jauh, Dadan memandang langkah ini juga bisa berkontribusi terharap tingkat ekonomi Indonesia. Artinya, turut menyumbang dalam pemulihan ekonomi nasional.

Dengan adanya bauran energi baru terbarukan, ia menilai bisa memberikan keuntungan dari sisi daya saing usaha yang dijalankan. Apalagi dengan perhatian negara global terhadap transisi energi.

“Penggunaan EBT ini berkaitan dengan pembangunan ekonomi Indonesia, dari sisi daya saing harus tetap kita tekankan dan fase berkelanjutan ini jadi sisi daya saing tersebut,” terangnya.

“Kami mengungang stakeholder pengguna energi untuk melirik hal tersebut,” tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kunci Pemanfaatan EBT

Peluang Investasi EBT di Indonesia Semakin Terbuka Lebar
Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 12 Tahun 2017 membuat peluang investari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) semakin terbuka lebar.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkap gelaran ini bisa jadi kunci pemanfaatan EBT di masyarakat. Ia berharap hasilnya akan sejalan dengan tema acara ‘Energy Transition: From Commitment to Action’.

“Tentu nanti untuk Indonesia EBTKE ConEx 2022 pun akan mengakomodir tiga isu prioritas ini,” kata Dadan saat membuka Bincang-Bincang Indonesia EBTKE ConEx 2022, Kamis (2/6/2022).

Tiga isu prioritas yang dimaksud Dadan yakni mengenai aksesibilitas energi, transisi energi dan pendanaan terhadap penerapan energi bersih. Lebih lagi, ini jadi perhatian presidensi G20 Indonesia.

Dadan menyebut, paradigma energi global ini telah berkomitmen untuk melakukan transisi energi menujut energi baru terbarukan. Termasuk dalam mengejar target minim emisi hingga Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

“Ini jadi tantangan dan kesempatan bagi kita secara bersama-sama di dalam negeri sebagai yang memiliki sumber energi yang besar dan bisa berperan dalam ikut memitigasi perubahan iklim,” terangnya.

 

Optimistis

PLN siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. (Dok PLN)
PLN siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. (Dok PLN)

Dadan menyampaikan porsi bauran EBT pada 2021 lalu mencapai 12,9 persen. Sementara kedepannya, pemerintah sendiri menargetkan perannya menjadi 23 persen di 2030 mendatang. Dadan optimistis target ini bisa tercapai.

“Kita harus lebih merubah komitmen menjadi action sehingga target tersebut bisa tercapai,” katanya.

“Saya menyadari ini bukan pekerjaan mudah, tapi saya juga meyakini ini sesuatu yang tak mustahil. Kalau kita hanya bertumpu pada listrik PLN tentu tantangannya akan sangat besar, dengan melihat situasi dan kondisi tentunya pelaksanaan tak hanya PLN tapi kita mendorong bagaimana adanya peranan ESG juga berkontribusi ke transisi energi,” paparnya.

Akselerasi Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengungkap acara yang jadi side event G20 ini akan berkontribusi dalam mengakselerasi pemanfaatan energi.

“Sebagaimana skala satu isu presidensi G20 Indonesia kita mengetahui bahwa dampak perubahan iklim di sektor energi yang relevan dalam keseharian masyarakat kedepan,” katanya.

Ia optimistis gelaran Indonesia EBTKE ConEx 2022 bisa jadi kunci dalam mengatasi perubahan iklim kedepannya.

“Ini dapat jadi titik tolak kedepannya dalam mengatasi ancaman perubahan iklim,” ujarnya.

 

Infografis SKK MIgas
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya