Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku akan menindaklanjuti permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal pembuatan pabrik minyak makan merah oleh koperasi.
Secara khusus, Jokowi meminta agar koperasi yang telah siap di sejumlah daerah untuk membangun pabrik minyak makan merah. Tujuannya sebagai alternatif pencegahan stunting dan gizi buruk di kalangan masyarakat.
Ini diungkapkan Menteri Teten saat turut mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Kota Medan.
Advertisement
Dia memastikan segera menindaklanjuti dan mendorong sejumlah koperasi untuk mulai memproduksi minyak makan merah.
“Presiden meminta kami untuk menindaklanjuti agar koperasi ini menjadi produsen minyak makan merah. Kami akan segera tindaklanjuti karena pada dasarnya koperasi sudah ada beberapa yang siap,” kata dia mengutip keterangan resmi, Kamis (7/7/2022).
Menteri Teten mengatakan pada pekan depan Presiden Jokowi akan menggelar rapat koordinasi melibatkan Kementerian Koperasi dan UKM dengan beberapa pihak yang terkait.
Diantaranya Menteri BUMN, Menteri Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Ia menyebut Minyak Makan Merah merupakan inovasi dari produk turunan kelapa sawit selain CPO. Produknya nanti dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan yang multifungsi, mulai digunakan untuk menggoreng hingga dapat dikonsumsi langsung sebagai minyak makan.
Ia membeberkan, keunggulan minyak makan merah terletak pada kandungan gizi tinggi, mengandung beta karoten, vitamin A, fitonutrien dan komposisi asam lemak. Sehingga menjadi produk fungsional yang strategis dalam pengentasan stunting di Indonesia.
Selain itu kandungan fitonutrien pada minyak makan merah, terutama vitamin E, dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif kosmetikal. Bahan ini diyakini dapat mencegah penuaan dini dan bahan farmasi pencegah penyakit degeneratif.
Potensi
Menteri Teten mengatakan koperasi di Indonesia sangat potensial untuk diposisikan sebagai produsen minyak makan merah dengan dipasok oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Alasannua karena nilai investasi yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan pabrik minyak goreng komersial.
Di samping itu biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini juga relatif kecil. Dengan begitu, ia ingin niatan ini bisa segera direalisasikan.
"Kita perlu mempercepat hilirisasi sawit oleh koperasi sehingga petani sawit mendapatkan nilai tambah ekonomi lebih besar dan penyerapan hasil panen petani menjadi lebih pasti," kata Teten.
Ia sempat berdialog dengan petani sawit binaan Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, belum lama ini sebagai salah satu koperasi piloting yang didorong untuk memproduksi minyak makan merah.
Dengan begitu, menurut MenKopUKM, para petani sawit akan mendapatkan nilai tambah dan mampu menerima manfaat dari pengelolaan bisnis sawit.
Advertisement
Jokowi Tinjau Pabrik
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kampung Baru, Kota Medan, Kamis (7/7/2022).
Minyak makan merah sendiri merupakan inovasi minyak sawit yang berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional dalam membantu pencegahan stunting atau kekerdilan dari masyarakat.
"Minyak makan merah ini tidak hanya bisa berfungsi untuk menggoreng, tapi bisa juga untuk suplemen untuk membantu masyarakat kita dari stunting karena nilai gizi dari minyak makan merah ini sangat besar dibanding dengan minyak goreng yang beredar di pasaran," kata Kepala PPKS Edwin Lubis dalam keterangannya, Kamis.
Menurut dia, keunggulan dari minyak makan merah tersebut terletak pada nilai gizi dan kandungan pro-vitamin A dan E yang lebih tinggi dari minyak goreng pada umumnya.
Dalam pengolahannya, Edwin menyebut PPKS menggunakan teknologi sederhana dengan mempertahankan nutrisi di dalamnya.
"Keunggulan dari minyak makan merah ini adalah gizi atau kandungan vitamin A dan vitamin E lebih tinggi karena kita mengutamakan nutrisi dalam pengolahannya," jelas Edwin.
Teknologi Sudah Ada
Menteri Teten menambahkan, saat ini teknologi untuk memproduksi minyak makan merah sendiri bahkan sudah ada di PPKS Medan. Karena pengolahannya yang sederhana, dia pun optimistis koperasi mampu membangun pabrik minyak makan merah ini.
"Dengan adanya pabrik minyak makan merah dari koperasi ini, diharapkan akan memperkuat pasokan minyak goreng ke masyarakat yang lebih murah dan sehat. Turunannya juga bisa jadi produk kosmetik, farmasi, dan masih banyak lainnya," kata Menteri Teten.
Sebagaimana arahan Presiden Jokowi, MenKopUKM berharap dukungan seluruh stakeholder untuk mensosialisasikan minyak makan merah oleh koperasi.
Hadir mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Advertisement