Liputan6.com, Jakarta Pada hari Minggu (14/8/2022) kemarin, Presiden Joko Widodo menerima penghargaan dari Lembaga Penelitian Padi Internasional (International Rice Research Institution/IRRI) atas keberhasilan Indonesia mewujudkan swasembada beras pada tahun 2019-2021.
Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri, Indonesia memang saat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan beras konsumsi. Bahkan stok beras disebutnya dalam kondisi sangat aman.
Baca Juga
Berdasarkan Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022 yang merupakan hasil kolaborasi antara Kementan dan Badan Pusat Statistik (BPS), Stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras.
Advertisement
“Bahkan pada 30 April 2022, yaitu menjelang Idulfitri lalu, stok beras nasional meningkat menjadi 10,15 juta ton beras,” disampaikan Kuntoro pada keterangan pers, Senin (15/8/2022).
Dengan ketersediaan beras yang sangat mencukupi, Kuntoro mengungkapkan Indonesia sudah tidak mengimpor beras konsumsi.
“Menurut catatan BPS, Indonesia sudah tidak melakukan impor beras untuk pasar konsumsi, yaitu beras jenis medium,” jelas Kuntoro.
Ia menyebutkan beras yang masih diimpor Indonesia merupakan beras untuk keperluan industri. Tercatat Indonesia mengimpor beras khusus pada tahun 2019 sebanyak 444,51 ribu ton, tahun 2020 sebanyak 356,29 ribu ton, dan tahun 2021 sebanyak 407,74 ton.
“Namun sebanyak 82 hingga 99 persen impor berupa broken rice atau beras pecah untuk bahan baku industri,” "Lagi pula prosentasinya sangat-sangat kecil dibandingkan produksi beras dan stok beras kita", tegas Kuntoro.
Lebih detil, Kuntoro menyebutkan broken rice yang berkode HS 10064090 tersebut sebagian besar digunakan untuk keperluan pakan ternak. Pada tahun 2019, impor broken rice mencapai 98,6 persen dari keseluruhan impor beras, 2020 capai 90,47 persen, dan tahun 2021 sebanyak 81,63 persen.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Krisis Pangan 2023 Mengintai, RI Jangan Cepat Puas Meski Swasembada Beras
Badan Pangan Nasional/Nasional Food Agency (NFA) mengingatkan Indonesia jangan berpuas diri karena dianggap telah berhasil memperoleh status swasembada beras dari International Rice Research Institute (IRRI).
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengajak seluruh stakeholder pangan merapatkan barisan dan menyamakan visi, serta semakin memperkuat kolaborasi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, mengingat tantangan sektor pangan di 2023 semakin berat.
Pasalnya, ia menilai, kondisi global masih diliputi gejolak seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19, serta perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan saat ini.
"Dengan kolaborasi seluruh stakeholder pangan, upaya memperkuat sektor pangan nasional melalui intensifikasi dan ekstensifikasi optimistis bisa dilakukan," ujar Arief di Jakarta, Senin (15/8/2022).
Selain merangkul berbagai pihak, Arief menambahkan, melalui tugas dan kewenangan yang dimiliki, NFA terus membangun dan melakukan pembenahan pondasi tata kelola pangan nasional melalui pembaharuan sejumlah regulasi.
Juga melakukan sinergi dengan kementerian/lembaga dan perguruan tinggi untuk penguatan teknologi dan digitalisasi, menggandeng dunia usaha seperti BUMN dan swasta guna akselerasi penyerapan hasil pertanian, serta kampanye penganekaragaman konsumsi dan gerakan konsumsi pangan lokal.
Arief menuturkan, untuk menjaga ketahanan pangan, selain intensifikasi dan ekstensifikasi, NFA juga mendorong diversifikasi, melalui gerakan konsumsi pangan lokal yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
"Hal ini sejalan dengan pesan Presiden (Jokowi) yang mengatakan bahwa diversifikasi harus dilakukan agar kita tidak hanya tergantung pada beras. Oleh karena itu, harus kita mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya," imbuhnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pesan Jokowi
Pernyataan itu diberikannya sesudah mendapat pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima penghargaan dari IRRI, Minggu (14/8/2022), bahwa keberhasilan Indonesia mengamankan pangan nasional tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi seluruh pihak, baik kementerian/lembaga, akademisi, hingga pelaku usaha pangan, termasuk petani.
Selain itu, dukungan infrastruktur juga menjadi daya ungkit keberhasilan tersebut seperti pembangunan 29 bendungan, 4.500 embung, dan 1,1 jaringan irigasi.
Adapun produksi beras Indonesia pada 2021 mencapai 31,3 juta ton. Sedangkan pada akhir April 2022 sebaran stok di lapangan mencapai 10, 2 juta ton.