Biaya Transfer BI-Fast akan Turun, Lebih Murah dari Rp 2.500

Bank Indonesia (BI) buka potensi menurunkan biaya transfer BI-Fast agar menjadi lebih murah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Agu 2022, 15:54 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2022, 15:54 WIB
FOTO: BI Siap Luncurkan BI-Fast Payment
Nasabah melakukan transaksi di gerai ATM, Tangerang, Banten, Kamis (4/11/2021). Layanan BI-Fast Payment bakal menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang selama ini dipakai untuk mewadahi transaksi antarbank. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) buka potensi menurunkan biaya transfer BI-Fast agar menjadi lebih murah. Saat ini, ongkos tarif transfer antar bank yang dikenakan sebesar Rp 2.500.

Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati menyatakan, langkah ini salah satunya sebagai upaya untuk mendukung para pelaku UMKM.

"Tentunya kita mendukung UMKM, karena kita tahu perputaran uang di UMKM itu cepat. Sehingga mereka perlu transfer dengan biaya yang rendah dan optimal buat mereka," kata Fitria, Selasa (30/8/2022).

Kendati begitu, pihak bank sentral disebutnya tidak akan terburu-buru mengenakan penurunan biaya BI-Fast. Fitria memastikan prosesnya akan dilakukan secara bertahap.

"Makanya, ke depannya biaya transaksi BI-Fast ini sangat mungkin untuk diturunkan, tentunya secara bertahap," imbuhnya.

Dia menambahkan, hal itu juga dimungkinkan Lantaran BI juga memperhatikan keberlangsungan banyak faktor, serta berdasarkan evaluasi secara berkala yang bakal terus dilakukan oleh pihak Bank Sentral.

Juga, sejalan dengan tren peningkatan transaksi yang semakin tinggi pada pemanfaatan BI Fast tersebut. "Terutama, karena kita juga mempertimbangkan adanya potensi peningkatan transaksi ke depan," sambung Fitria.

 

Perluasan Layanan

Cara Transfer Uang Lewat ATM BRI
Cara Transfer Uang Lewat ATM BRI (sumber: iStock)

Apalagi, lanjut Fitria, hal ini pun sejalan dengan langkah-langkah perluasan layanan, yang nantinya tidak hanya mencakup credit transfer saja. Melainkan, BI Fast ini ke depannya juga akan melayani direct debit, bank credit, dan juga request for payment.

"Peningkatan transaksi tentunya juga diharapkan datang dari perluasan bank pesert dengan batch-batch selanjutnya, dan juga perluasan kanal. Sehingga, tentunya sangat dimungkinkan bahwa biaya transaksi BI Fast ini ke depannya jadi lebih murah," ujarnya.

Diketahui, tarif transfer BI Fast saat ini adalah sebesar maksimal Rp 2.500. Dari jumlah tersebut, BI membebankan biaya kepada peserta BI FAST yakni sebesar Rp 19. Sementara, sisanya yakni sebesar Rp 2.481 akan menjadi pendapatan bank sebagai pihak pengirim.

3 Bank Asing Janji Gabung BI-Fast, Transfer Uang Cuma Rp 2.500

Cara Transfer Uang Lewat ATM BRI
(Sumber: iStockphoto)

Bank Indonesia (BI) terus mengembangkan layanan BI-Fast salah satunya adalah keanggotaan atau kepesertaan. Sejauh ini sudah ada 77 bank dan lembaga keuangan yang sudah bergabung. Rencananya, akan ada 3 bank asing yang juga akan memberikan layanan BI-Fast.

Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran (DPSP) Bank Indonesia Ida Nuryanti menjelaskan, BI Fast adalah modernisasi dari Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Nantinya, layanan transfer kredit dan transfer debit SKNBI akan dialihkan ke BI-Fast secara bertahap.

BI-Fast merupakan infrastruktur pembayaran ritel nasional yang cepat, 24 jam non-stop, dan berbiaya maksimal hanya Rp2.500 per transfer.

Sejauh ini sudah ada 77 bank dan lembaga keuangan yang sudah bergabung dalam 4 gelombang. Dari jumlah tersebut hanya ada 1 bank asing yang ikut bergabung. Ke depan atau dalam gelombang 5 sejumlah bank asing berjanji ikut menjadi peserta BI-Fast.

"Di batch selanjutnya, batch 5, memang sudah ada komitmen 3 bank asing yang akan masuk. Jadi di batch selanjutnya kita yakin bank asing sudah masuk dalam peserta BI-Fast," ujar Ida, Selasa (30/8/2022).

Untuk bank asing masuk sebagai peserta BI-Fast memang tidak semudah seperti bank di Indonesia. Alasan utamanya adalah perluasan akses pelayanan bank asing umumnya harus mendapatkan arahan langsung dari kantor pusat bank tersebut.

Sehingga, imbuh Ida, soal jumlah bank asing masih minim dalam daftar peserta BI-Fast hanya karena masalah administrasi.

"Bahwa bank asing itu kalau untuk meluaskan layanannya mereka harus di-direct langsung dari headquarters," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya