65 Ribu Driver Ojol Kirim Surat ke Kemenhub, Ada Apa?

Lebih dari 65 ribu mitra ojek online yang tergabung dalam 1.660 komunitas mengapresiasi kebijakan Kementerian Perhubungan yang menaikkan tarif di tiga zona.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2022, 17:20 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 17:20 WIB
Gojek. ©2015 merdeka.com/imam buhori
Gojek. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 65 ribu mitra Gojek yang tergabung dalam 1.660 komunitas di berbagai penjuru nusantara mengapresiasi kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menaikkan tarif ojol di tiga zona.

Apresiasi disampaikan mitra lewat surat kepada Kemenhub melalui Tonny Agus Setiono, Kasubdit Angkutan Perkotaan Direktorat Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan.

Menurut mitra Gojek, kenaikan tarif ojol ini bisa menjawab keresahan mereka akibat kenaikan biaya operasional dan biaya kebutuhan pokok.

"Dengan surat ini kami ingin menyampaikan terima kasih kami terhadap kebijakan penyesuaian tarif ojek online di tengah kenaikan BBM, hal itu cukup membantu komunitas Segoroland," ujar komunitas Segoroland asal Surabaya dikutip dari Antara, Jumat (30/9/2022).

Apresiasi yang sama disampaikan Brigade Auto Online Bandung (BAONG) dan Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) dari Bandung, Jawa Barat, yang menaungi ribuan pengemudi.

Mereka menyatakan terima kasih atas adanya kenaikan tarif ojek online dan juga kenaikan tarif layanan lainnya. Kenaikan dipandang sangat membantu dampak kenaikan BBM.

Tidak hanya menyampaikan apresiasi, puluhan ribu mitra Gojek ini juga menceritakan pengalaman mereka mencari nafkah sebagai pengemudi Gojek.

Seperti yang dituturkan oleh anggota komunitas POOPRI dari Palembang yang telah menjadi mitra driver Gojek sejak tahun 2015, bahwa penghasilannya sebagai mitra Gojek membuat anaknya bisa berkuliah hingga meraih gelar sarjana.

 

 

Kesan Driver Ojol

Sinergitas Gojek dan Klub Bali United Bangun Ekonomi Pulau Dewata
Sinergitas Gojek dan Klub Bali United Bangun Ekonomi Pulau Dewata (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Hal senada juga disampaikan oleh komunitas KKDOP, bahkan menutup surat dengan kekhawatiran dan kegusarannya akan tidak dapat bekerja jika tidak ada Gojek.

Bertahun-tahun menjadi mitra driver Gojek rupanya anggota komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah mengetahui dan merasakan langsung berbagai manfaat dari komisi atau biaya jasa aplikasi yang diberlakukan Gojek selama ini.

Oleh karena itu, mereka tak ingin besaran komisi yang berlaku saat ini, berubah komposisinya, karena akan berdampak kepada manfaat-manfaat tadi juga.

Seperti yang disampaikan oleh komunitas Koordinasi Gianyar-Klungkung, Bali bahwa mereka tak ingin pengurangan komisi akan menghambat operasional Gojek yang bisa berujung pada penutupan Gojek.

Lebih lanjut, komunitas ini juga mempertanyakan keberadaan kelompok yang menyebut dirinya sebagai "asosiasi" dan kerap diajak diskusi oleh pemerintah. Padahal "asosiasi" tersebut tidak mewakili keberadaan sebagian besar mitra driver aktif Gojek.

Para mitra-mitra yang menyampaikan surat tersebut merupakan mitra yang sudah memanfaatkan aplikasi Gojek untuk mencari pendapatan sejak 2015. Dalam suratnya mereka juga menyampaikan manfaat dari keberadaan Gojek dan program-programnya untuk mitra.

 

Aspirasi Komunitas Mitra Ojol

Gojek, Mengurai Keterbatasan Tanpa Batas
Para driver Gojek sedang menunggu orderan dari pelangganya, di Kota Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Maraknya demonstrasi oleh driver ojol belakangan ini sepertinya menjadi salah satu motivasi ratusan komunitas driver Gojek ini bersurat ke Kemenhub untuk menunjukkan eksistensinya sebagai perwakilan mitra driver Gojek yang juga ingin didengar.

Mereka mengajak Kemenhub untuk mendengarkan aspirasi dari mitra aktif ojek online dan bisa mengkaji ulang kebijakan terkait komisi dan biaya penunjang. Mereka khawatir platform / perusahaan seperti Gojek kehilangan kemampuan untuk memberikan berbagai program penunjang mitra.

"Selama ini kami selaku mitra Gojek telah merasakan manfaat dari komisi 20 persen dan merasa terbantu dengan adanya upaya yang dibuat oleh pihak aplikator dengan berbagai program yang mereka lakukan," kata Brigade Auto Online Bandung dan Himpunan Driver Bandung Raya.

Tak ketinggalan di wilayah timur Indonesia, tepatnya dari Makassar, Sulawesi Selatan. Mega komunitas yang bernama Brigade juga menyatakan mereka tidak merasa keberatan dengan potongan yang selama ini diterapkan.

Mereka khawatir bila potongan komisi diturunkan manfaat yang mereka rasakan selama ini dari aplikator justru menurun atau menghilang.

Sementara itu, komunitas Samawana dari Jawa Barat yang juga beranggotakan beberapa ratus mitra roda dua meminta Pemerintah mengkaji lebih dalam lagi dampak pengaturan komisi terhadap mitra dan konsumen. Mereka berharap Pemerintah bisa mempertimbangkan curhatan yang disampaikan melalui surat.

Dalam suratnya ke Kemenhub, perwakilan mitra driver juga meminta aplikator melakukan peningkatan layanan dan terus menghadirkan program yang dapat membantu operasional mitra sehari-hari. Seperti program Swadaya yang di dalamnya mencakup paket data internet murah, voucher servis kendaraan, oli dan beragam manfaat lainnya, serta berbagai inisiatif marketing untuk menjaga serta meningkatkan order dari pengguna.

Infografis Berapa Tarif Baru Ojek Online?
Infografis Berapa Tarif Baru Ojek Online? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya