Tren Layanan Online Bakal Berlanjut meski Pandemi COVID-19 Surut

Managing Director Wavemaker Indonesia, Amir Suherlan mengatakan, transisi menuju era digital memang sudah terjadi sebelum pandemi COVID-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Des 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi Belanja Online
Ilustrasi Belanja Online (Foto: Pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pola konsumsi masyarakat yang kini cenderung memilih layanan daring atau online, disebut akan tetap berlanjut. Seperti diketahui, terjadi akselerasi penyerapan teknologi yang signifikan selama pandemi Covid-19. Hal itu menyebabkan banyak aspek konsumsi mengalami pergeseran.

Managing Director Wavemaker Indonesia, Amir Suherlan  mengatakan, transisi menuju era digital memang sudah terjadi sebelum pandemi COVID-19. Di mana sudah banyak tren belanja online melalui e-commerce. Saat pandemi berlangsung, lebih banyak kegiatan yang bisa dilakukan air rumah.

"Shopping dan lifestyle berubah dengan adanya pandemi. Orang-orang lebih sering masak di rumah, berkumpul dengan keluarga di rumah. Perilaku yang lainnya seperti main gim, itu juga bisa dilakukan secara online, hingga olahraga online. Jadi perilaku-perilaku itu sebenarnya memang sebelum pandemi pun sudah mulai mengarah ke sana, tetapi dengan adanya pandemic itu bergerak jauh lebih cepat,’ kata dia dalam acara Money Buzz, Jumat (2/12/2022).

Amir menambahkan, kendati pandemi COVID-19 kian surut dan tengah dalam masa transisi menjadi endemi, kebiasaan untuk mengandalkan layanan online ini akan tetap berlanjut. Sebab menurut dia, peranan perkembangan digital yang menjadi motor penggerak utamanya.

"Saya kira secara umum ini akan lanjut karena memang ini didrive bukan hanya oleh pandemi tapi juga pengaruh dari teknologi. Jadi kebiasaan orang mengandalkan layanan online akan berlanjut,” tandasnya.

 

 

Belanja Iklan Meningkat

Kemeriahan Seremoni Pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar
Para penari tampil dalam upacara pembukaan menjelang pertandingan sepak bola Grup A Piala Dunia Qatar 2022 antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al-Bayt di Al Khor, utara Doha (20/11/2022). Acara dimulai pada pukul 21.40 WIB dengan berlangsung megah dan meriah.(AFP/Odd Andersen)

Sebelumnya, piala dunia selalu mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat. Tak ayal banyak perusahaan menjajakan produknya lewat iklan selama piala dunia berlangsung.

Managing Director Wavemaker Indonesia, Amir Suherlan menyebutkan, tren kenaikan belanja iklan ini terjadi hampir di semua sektor.

"Efeknya mungkin belanja iklan khusus di bulan yang bersangkutan peningkatannya 30–50 persen periklanannya. Apalagi  mungkin untuk beberapa produk atau merek yang secara langsung mensponsori, itu bisa sampai 2-3 kali lipat,” kata Amir dalam acara Money Buzz bertajuk World Cup and Its Influence, Jumat (2/12/2022).

Meski begitu, Amir mengatakan, kemungkinan belanja iklan juga tak akan banyak berdampak pada kinerja keuangan perusahaan untuk periode satu tahun penuh. Hal itu lantaran piala dunia hanya berlangsung singkat, sehingga jika terjadi pembengkakan belanja iklan hanya akan terjadi pada periode singkat itu.

“Memang pada bulan yang bersangkutan sangat signifikan belanja iklannya, tapi karena memang ini hanya kegiatan sebulan atau 6 minggu, dampaknya untuk satu tahun mungkin masih di bawah 10 persen efek kenaikan belanja,” ujar Amir.

Dia menambahkan, belanja iklan saat ini banyak dialokasikan untuk media digital. Hal itu mengikuti tren konsumsi media oleh masyarakat yang bergeser dari siaran konvensional ke media digital. Sebagai gambaran, sekitar 10 tahun lalu hampir 60 persen belanja iklan ditempatkan pada media televisi. Namun, lambat laun mayoritas belanja iklan ditempatkan pada media digital dengan porsi 55–60 persen.

"Jadi pergeserannya sudah signifikan tidak hanya berlaku buat pesan kami tapi saya yakin ini juga untuk klien-klien kami untuk industri yang ada di Indonesia itu trennya sama itu yang udah mulai bergeser kepada digital media,” tandas Amir.

Sektor Ini Kesetrum Cuan dari Piala Dunia 2022

Kemeriahan Seremoni Pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar
Maskot Piala Dunia sebelumnya tampil pada upacara pembukaan sebelum pertandingan sepak bola grup A antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Minggu (20/11/2022). Acara dimulai pada pukul 21.40 WIB dengan berlangsung megah dan meriah.(AP Photo/Natacha Pisarenko)

Piala Dunia 2022 masih menjadi primadona dan dinantikan penayangannya. Managing Director, Wavemaker Indonesia, Amir Suherlan menyebutkan ada sejumlah sektor yang ketiban cuan dari euforia Piala Dunia 2022.

Mula-mula, Amir memetakan dampak bagi negara penyelenggara dan bagi Indonesia. Bagi penyelenggara, Amir mengatakan kemungkinan besar sektor pariwisata dan infrastruktur yang mendapat berkah dari gelaran ini.

Sebagai contoh, saat dilangsungkan G20 di mana Indonesia menjadi tuan rumah, dua sektor itu juga termasuk yang banyak mendapat sentimen positif.

"Untuk Indonesia ini juga memberikan dampak yang luar biasa karena bola itu salah satu jenis olahraga yang paling diminati di Indonesia, mengalahkan event badminton. Apapun yang sifatnya pertandingan bola, apakah itu domestik seperti Liga Indonesia apalagi piala dunia yang hanya 4 tahun sekali itu luar biasa animonya, pasti dilihat,” beber Amir dalam acara Money Buzz, Jumat (2/12/2022).

Menurut dia, besarnya animo masyarakat itu lantas menggugah animo banyak perusahaan untuk ikut menjajakan produk mereka lewat iklan. Selain itu, sektor lain yang berkaitan dengan merchandising, seperti kaus bola dan pernak pernik atribut bola. Tak ketinggalan, sektor yang dapat sentimen positif yakni media atau perusahaan pemegang lisensi penayangan Piala dunia 2022.

"Sektor pariwisata juga karena banyak orang Indonesia dan Asia datang langsung ke Qatar untuk menonton. Sektor-sektor fast moving consumer goods, jasa atau barang konsumsi banyak sekali produk yang mensponsori tayangan Piala Dunia,” imbuh dia.

 

10 Hari Pertama Piala Dunia 2022: Vidio Kantongi 14 Juta Penonton, Setara 140x Kapasitas Stadion Terbesar Qatar

Vidio logo
Vidio, sebuah platform Over-The-Top (OTT) terkemuka karya anak bangsa. (Istimewa)

Sebelumnya, Piala Dunia 2022 telah memasuki pertandingan hari ke-10. Seluruh tayangan Piala Dunia yang digelar di Qatar ini ditayangkan melalui platform OTT Vidio yang merupakan bagian dari EMTEK Group.

Sebagai platform OTT yang menayangkan gelaran Piala Dunia, aplikasi Vidio ternyata berhasil mencatatkan sejumlah capaian di 10 hari pertama pesta bola terbesar ini, yakni mulai dari 20 hingga 30 November 2022.

Salah satu capaian yang berhasil direngkuh adalah 14 juta pengguna Vidio telah menonton pertandingan Piala Dunia di Vidio. Jumlah itu diklaim setara dengan 140 kali lipat kapasitas stadion terbesar di Qatar, yakni Stadion Lusail.

Selain itu, konten Piala Dunia tahun ini telah ditonton sebanyak 2 miliar menit. Durasi itu sama seperti menonton 22,2 juta pertandingan sepakbola sekaligus.

Sejak pembukaan gelaran Piala Dunia ini, Vidio juga menjadi aplikasi gratis nomor 1 di Indonesia di semua kategori dan platform. Lalu, aplikasi Vidio juga berada sebagai aplikasi berbayar nomor satu di Play Store.

Pengunjung konten olahraga di Vidio pun meningkat cukup drastis hingga 280 persen sejak pembukaan Piala Dunia. Vidio mencatat ada 280 persen kenaikan DAU (Daily Active Users) dan time spent.

Tidak hanya itu, gelaran Piala Dunia 2022 Qatar turut mendorong pertumbuhan total user, daily user, total visit, dan total duration hingga 389 persen di Bolanet maupun Bolacom.

Pemakaian bandwidth untuk menonton Piala Dunia Qatar 2022 juga terbilang tinggi mencapai 3tb/s dengan 117 juta total plays. Jumlah ini pun diprediksi akan terus bertambah mengingat gelaran ini belum sampai hingga babak perempat final.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya