Panen Februari 2023, Mendag Janji Beli Beras Petani Berapa pun Harganya

Petani padi bakal memasuki musim panen beras pada Februari 2022 mendatang

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Jan 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2023, 16:00 WIB
Kemendag Dorong UMKM Jalin Kemitraan dengan Lokapasar dan Ritel Modern
Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri kegiatan ‘Kemitraan Usaha UMKM dengan Marketplace dan Ritel Modern’ hari Jumat (28/10) di Malang, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta Petani padi bakal memasuki musim panen beras pada Februari 2022 mendatang. Setelahnya, pemerintah komitmen menyerap hasil panen secara optimal untuk pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk menyerap hasil panen beras petani, berapa pun harganya.

"Berapa pun ada. Berapa saja hasil, asal ada barangnya dibeli. Dan, dengan harga tinggi, bukan harga murah. Jadi kalau beras harga di pasar Rp 10.000 (per kg), Bulog akan beli Rp 10.000, tapi jualnya tetap Rp 8.200 (per kg)," ujarnya di Kabupaten Tangerang, Kamis (12/1/2023).

Untuk beras medium, pemerintah sendiri disebutnya sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kg.

"Nanti ada pedagang, pengecer, harga paling tinggi jualnya Rp 9.450 (per kg). Jadi ada subsidi (kompensasi untuk Bulog). Kalau Bulog belinya Rp 11.000 (per kg), jualnya tetap segitu," kata Mendag.

Mendag menyebut, pemerintah sendiri sudah merubah ketentuan soal penyerapan harga gabah dari tingkat petani. Bila tadinya sesuai harga tertinggi, maka sekarang dibeli dengan harga terendah.

"Sekarang beli beras itu sudah dirubah aturannya. Dulu kan Bulog beli gabah harga paling tinggi. Jadi harga paling tinggi Rp 4.450 (per kg). petaninya miskin dong, marah dong orang. Beli beras harga paling tinggi Rp 8.200 (per kg). enggak impor juga marah, wong harganya murah," urainya.

"Sekarang udah diubah atas usulan kemendag, presiden perintahkan langsung, Bulog beli gabah bukan paling tinggi, paling murah Rp 4.450 (per kg). Jadi bisa beli Rp 5-6 ribu (per kg), terserah," pungkas Mendag.

Harga Beras Masih Tinggi, Mendag: Impor Baru Masuk 70.000 Ton

Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan angkat bicara soal harga beras yang masih terpantau tinggi, meskipun Perum Bulog telah melaksanakan impor beras mulai Desember 2022.

Mendag mengatakan, jumlah impor beras yang turun ke pasaran baru sekitar 70.000 ton untuk operasi pasar.

"Nah ini yang baru masuk 70.000 ton, kita kasih kesempatan sampai Januari. Berapa yang masuk, dihabisin terus untuk operasi pasar," ujar Mendag Zulkifli Hasan saat berkunjung ke PT Long Teng Iron and Steel Product di Kabupaten Tangerang, Kamis (12/1/2023).

Kendati begitu, ia menyatakan harga beras medium di pasar induk beras kini masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni tidak berada di atas Rp 9.450 per kg. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) itu didapat langsung dari gudang Bulog.

"Tapi kalau ibu-ibu yang ingin harga Rp 9.450 (per kg), dimanapun di mana aja ada dari Bulog, tapi yang medium," imbuh Mendag.

"Memang yang premium ini tidak naik (harganya), tapi tidak turun. Ini kita coba banjiri lagi, mudah-mudahan bisa turun," tegas dia.

Adapun sebelumnya, Perum Bulog mengklaim telah menyelesaikan proses impor beras 500 ribu ton hingga Februari 2023, dimana 200 ribu ton di antaranya sudah keluar dari negara asal di akhir 2022. Namun rupanya, kebijakan itu belum sukses menurunkan harga beras yang masih tinggi di pasaran.

Sekjen Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ngadiran mengatakan, harga beras baik medium maupun premium saat ini masih terus melonjak.

"Untuk hari ini harga masih bertengger, belum turun stabil. Harga beras juga cukup lumayan, yang medium naik Rp 700-800 per kg, premium naik sampai dengan Rp 1.000 per kg," ujarnya kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Mentan Syahrul Yasin Limpo Panen Padi Perdana di 2023, Stok Beras Aman?

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya perdana padi awal tahun 2023 di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Daerah ini merupakan salah satu sentra produksi beras nasional.

"Di kecamatan Jayakerta ini luas panen padi 2.000 ha dan hasil panen luar biasa, 8 ton per ha. Kita juga hadir untuk memastikan kalau Karawang baik, maka Indonesia baik-baik saja, dan kalau Karawang bersoal, Indonesia pun bersoal, karena Karawang adalah ukuran keberhasilan produksi padi Indonesia," ujar Mentan dalam keterangan tertulis, Selasa (10/1/2023).

Berdasarkan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi pada Februari 2023 mencapai 1,4 juta ha dan puncak panen berlangsung pada Maret-April. Menurut dia, itu membuktikan adanya panen raya padi dengan produksi atau ketersediaan beras melimpah.

"Selama tiga tahun terakhir ini alam di Indonesia sangat bersahabat, dan di tahun 2023 tentu ada tantang perubahan iklim ekstrem. Sehingga setelah panen paling lama 14 hari harus segera disiapkan penanaman kembali. Kita berharap penanaman tiga kali setahun, yaitu padi-padi-palawija atau sebaliknya. Kemudian kita pun perkuat sistem logistik pangan," jelasnya.

"Intinya hingga saat ini, tanaman padi yang banjir dan puso masih di bawah ambang batas karena di bawah 2 persen. Khusus di Karawang ini produktivitas padi 8 ton per ha, biasanya hanya 5 sampai 6 ton. Bulog diharapkan dapat menyerap gabah di musim panen raya awal tahun 2023 ini agar cadangan beras nasional kuat dan dapat mengendalikan harga, bukan dikendalikan pedagang," pinta Syahrul Yasin Limpo.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya