Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi buku dirilis yang menuai perhatian publik dunia. Buku Spare yang dikeluarkan Pangeran Harry menarik perhatian publik setelah buku memoar yang ditulis mengungkap berbagai aib para anggota Kerajaan Inggris.
Buku Spare yang dirilis pada 10 Januari 2023 itu membahas tentang berbagai permasalahan yang dihadapinya di keluarga Kerajaan Inggris, hingga pengalamannya saat mengikuti tugas militer di Afghanistan.
Baca Juga
Brand Gaya Hidup Meghan Markle Tersandung Kasus Tuntutan Merek Dagang, Dinilai Terlalu Mirip Merek Pesaing
Pangeran William Singgung Pangeran Harry di Film Dokumenter, Pertama Kalinya Sejak Bertengkar Hebat
VIDEO: Pangeran Harry Terancam Bakal Dideportasi ke Inggris karena Status Visa yang Mencurigakan
Sorotan pada buku Spare menyusul serangkaian wawancara eksklusif yang menuai pro dan kontra, di mana Pangeran Harry dan Meghan Markle mengungkapkan berbagai cerita kejadian yang mereka alami selama masih tinggal di Inggris dan bekerja untuk keluarga Kerajaan Inggris.
Advertisement
Setelah mengundurkan diri dari peran senior di Keluarga Kerajaan Inggris, dan memulai hidup mandiri secara finansial pada 2020, Pangeran Harry dan Meghan Markle mengumpulkan penghasilan mereka dari berbagai kegiatan. Mulai dari seri dokumentasi hingga podcast Spotify.
Mengutip laman South China Morning Post, Kamis (12/1/2023) seorang juru bicara senior Clarence House mengungkapkan kepada BBC bahwa Pangeran Harry dan Meghan Markle menerima tanggungan yang "Besar" dari Raja Charles III untuk mempermudah proses kedua menuju kemandirian finansial.
Namun, juru bicara itu kemudian mengungkapkan bahwa mereka sudah secara resmi berhenti menerima dana pada musim panas di tahun 2020.
Belum ada angka yang diakui secara resmi terkait kekayaan bersih Pangeran Harry dan Meghan Markle pada 2022 lalu.
Tetapi pada tahun 2020, pasangan itu mengantongi setidaknya USD 30 juta atau sekitar Rp. 457.8 miliar, mengutip perkiraan 2018 dari Money.com, yang dibuat sebelum keduanya menandatangani kesepakatan dengan Netflix.
Kemudian pada Februari 2021, beberapa bulan setelah kesepakatan Netflix diumumkan, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Pangeran Harry dan Meghan Markle sebesar USD 10 juta atau Rp. 152.6 miliar.
Warisan dari Putri Diana
Selain itu, Pangeran Harry dan Meghan Markle juga mengandalkan warisan dari mendiang Putri Diana.
"Saya mendapatkan apa yang ditinggalkan ibu saya dan tanpa itu, kami tidak akan bisa melakukan ini," ungkap Pangeran Harry dalam wawancara dengan Oprah Winfrey pada Maret 2021.
"Dia melihatnya ini akan terjadi, dan saya pasti merasakan kehadirannya selama seluruh proses ini," katanya.
Diketahui, Pangeran Harry mewarisi sekitar USD 10 juta dari tanah milik Putri Diana setelah ia wafat pada 31 Agustus 1997.
Buku The Bench tulisan Meghan Markle hasilkan USD 700 ribu
Pada Juni 2021, Meghan Markle merilis buku karangannya yang berjudul The Bench. Buku ini terinspirasi oleh puisi Hari Ayah yang dia tulis untuk Pangeran Harry.
Buku tersebut menampilkan ilustrasi karya Christian Robinson dan menjadi buku terlaris New York Times hanya dalam waktu seminggu setelah dirilis.
Menurut media Inggris, Markle berpotensi mendapat penghasilan sebesar USD 700.000 atau Rp.10.6 miliar dari perilisan The Bench.
Advertisement
Kesepakatan dengan Netfix
Pada tahun 2020, Pangeran Harry dan Meghan Markle menandatangani kesepakatan dengan Netflix yang dilaporkan bernilai USD 100 juta atau Rp. 1,5 triliun.
"Fokus kami adalah membuat konten yang menginformasikan tetapi juga memberi harapan," kata Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam sebuah pernyataan.
"Sebagai orang tua baru, membuat program keluarga yang inspiratif juga penting bagi kami," ujar mereka.
Kontrak podcast tiga tahun dengan Spotify senilai USD 30 juta
Laporan Forbes mengungkapkan, Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak memproduksi konten apa pun untuk Spotify pada tahun 2021, yang dilaporkan membuat produser platform streaming online itu turun tangan.
Meghan Markle sejak itu merilis podcast Spotify-nya sendiri, Archetypes.
"Archetypes adalah podcast tempat kami menjelajahi dan menumbangkan label yang mencoba menahan perempuan. Di sinilah kami membongkarnya dengan tindakan," bunyi deskripsi podcast itu.