Liputan6.com, Jakarta - Hujan yang terus melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan terakhir telah menimbulkan sejumlah bencana. Salah satunya tanah longsor yang terjadi sekira pukul 19.00 Wita pada Jumat (17/2/2023) di Jalan Trans Pulau Timor Ruas Jalan Oeapa-Batas Kota Soe KM 72+200 dari arah Kota Kupang di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara (Jubir) Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, mengatakan ini merupakan ruas Jalan Trans Pulau Timor yang menghubungkan Kota Kupang dengan 4 kabupaten, yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, dan Negara Timor Leste.
Baca Juga
"Area longsoran keseluruhan adalah 250 meter dengan ketinggian di atas 6 meter. Tindakan yang dilaksanakan sejak Sabtu, 18 Februari 2023 sudah diturunkan 4 excavator dari Kupang dan 2 excavator untuk pembersihan dari arah Kab Timor Tengah Selatan, dan dtambah 2 dozer dari arah Kupang," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).
Advertisement
Masih Darurat
Dikatakan Endra, saat ini jalan sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4, pembersihan longsoran tetap kita dilanjutkan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu pemerintah daerah, Kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawalan terkait lahan untuk pembuangan material longsoran. Lalu penyiapan trase alternatif lain jika terjadi longsoran susulan.
Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Thomas Setiabudi Aden mengatakan, pembukaan jalur ini masih bersifat darurat sambil terus dilakukan pembersihan material tanah, batu, dan kayu-kayu.
"Pembersihan material longsor hingga tuntas diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua minggu," ungkapnya.
Â
Butuh 1 Bulan
Dari laporan yang diterima serta pantauan lokasi longsor, Thomas memperkirakan pekerjaan perbaikan permanen titik longsor ini bisa memakan waktu satu bulan. Waktu tersebut di luar rencana maksimal pembersihan material longsor selama dua pekan.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat agar berhati-hati dan mengikuti pengaturan lalu lintas yang diterapkan di kawasan longsor.
Selama pekerjaan di titik longsor dilakukan, secara simultan BPJN NTT mempersiapkan rute alternatif untuk dilewati pengguna jalan. Kepala BPJN NTT Agustinus Junianto mengatakan jalan alternatif tersebut akan memiliki panjang 580 meter serta menyusuri Sungai Noelmina di Kelurahan Takari.
"Titik masuk dan keluarnya tidak jauh dari lokasi longsor, kami akan pasang penunjuk arah agar menjadi panduan masyarakat," jelas dia.
Â
Advertisement
Akses Utama
Targetnya, jalur alternatif ini siap digunakan pada Selasa (21/2/2023) hati ini atau 5 hari paska kejadian.
Penanganan ruas ini sangat penting karena merupakan akses utama bagi pergerakan masyarakat, barang, dan jasa dari Kota Kupang menuju beberapa kabupaten di Pulau Timor, yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka.
Longsor ini sempat menyebabkan kemacetan panjang di kedua arah. Selain itu, arus logistik ikut terhambat karena jalur ini juga dilewati angkutan barang yang cukup padat. "Ada truk tronton yang kena longsor. Masyarakat sempat turun dari kendaraan dan berjalan kaki melewati hutan," tandasnya.