Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog secara bertahap terus memasok beras ke pasar ritel modern. Kali ini, Bulog mengirimkan beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kepada Transmart, yang dibanderol seharga Rp 47.250 per 5 kg.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, pihaknya telah sepakat dengan CT Corp untuk menyalurkan beras SPHP ke gerai Transmart secara bertahap.
Baca Juga
"Sekarang dipasok 1.000 ton untuk tahap awal. Ini yang kita diskusikan bersama Transmart," kata Buwas dalam kunjungannya di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Advertisement
Buwas menyatakan, Bulog telah bersepakat untuk menyalurkan beras SPHP kepada Transmart di sepanjang tahun ini sesuai kebutuhan. Penempatan beras harga medium kualitas premium di pasar ritel modern ini bertujuan untuk membaca sekaligus menjaga harga beras di pasaran. Â
"Kita tidak terbatas hanya 1.000 ton. Nanti kalau kebutuhannya meningkat, kita suplai sebanyak kebutuhan itu ya. Kita akan menyalurkan ini sepanjang tahun," ungkapnya.Â
Lebih lanjut, Buwas turut bicara soal janji menyetor beras Bulog ke gerai ritel modern lain, semisal Indomaret dan Alfamart. Ia mengakui suplai kepada keduanya masih sangat terbatas.Â
"Ya masalahnya ini kan perintahnya terbatas, mendadak. Kecepatan kita produksi untuk packaging itu juga enggak cepat. Tapi kita sekarang sudah menambah alat, kemudian dengan swasta untuk produksi ini," tuturnya.Â
Sehingga, ia berharap stok beras SPHP bisa mulai terjual di Indomaret dan Alfamart tidak lama lagi. "Insya Allah dalam waktu dekat menjelang puasa itu sudah," pungkas Buwas.Â
Siap-Siap, Bulog Bakal Borong Gabah Petani Jutaan Ton untuk CBP
Bulog tengah mempersiapkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 2,4 juta ton. Beras sebanyak itu nantinya akan dibeli dari petani, saat musim panen raya yang diprediksi terjadi pada Maret hingga Mei 2023 mendatang.
"Saya dapat perintah dari negara, untuk menyimpan CBP 2023 ini 2,4 juta ton. Di mana, nanti penyerapannya semua dari produksi dalam negeri. Itu kita bisa menyerap 70 persen dari produksi," ujar Dirut Bulog, Budi Waseso, di Polda Banten, Jumat (10/02/2023).
Kemudian, gandum asal petani Indonesia juga akan diserap oleh Bulog, sebagai cadangan makanan nasional. Panen raya gandum diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2023 mendatang.
"Sisanya yang 30 persen, kita akan serap pada panen gandum, Juli-Agustus, itu yang akan kita lakukan," terangnya.
Advertisement
Optimis Target Terpenuhi
Buwas optimis target itu terpenuhi jika cuaca baik dan tidak terjadi bencana alam. Maka pemerintah, terutama lembaga yang khusus menangani sektor pangan harus bekerjasama meningkatkan produksi pertanian di Indonesia.
Strategi harga juga harus dilakukan, agar saat panen raya harga tidak murah. Sedangkan saat paceklik, harga tidak terjun bebas.
"Ini tergantung juga pada produksi kita sendiri seperti apa, tergantung juga dengan cuaca alam seperti apa, tergantung juga seperti apa peran pemerintah, dalam hal ini Bulog atau kementrian bagian pangan untuk menanggulangi masalah produksi panen ini," tuturnya.
Purnawirawan Kabareskrim ini berharap Indonesia tidak lagi mengimpor beras, karena lahan pertanian masih luas dan tanah yang subur.
Pria yang pernah menjabat Kepala BNN RI serta Kepala Kwartir Pramuka Nasional ini mengatakan kalau dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Indonesia tidak pernah mengimpor beras.
Impor beras yang dilakukan sejak Desember 2022 dan berlanjut pada Januari hingga Februari 2023, diharapkan menjadi yang terakhir kalinya.
"Impor 500 ribu ton cukup sampai disitu, tidak perlu lagi ada import, karena Bulog untuk CBP nya sudah hampir 5 tahun kita tidak import. Karema kemarin situasinya seperti itu, akhirnya kita impor, tapi situasinya yang memaksa untuk ketersediaan atau ketahanan pangan itu. Mudah-mudahan kedepan kita bisa swasembada, kedaulatan pangan kita," jelasnya.