Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik pada penurunan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), setelah Irak terpaksa menghentikan ekspor minyak mentah ke wilayah semi otonom Kurdistan. Selain itu, kenaikan harga minyak dunia hari ini juga dibantu oleh langkah-langkah untuk mengatasi potensi krisis perbankan yang dapat memukul permintaan minyak.
Mengutip CNBC, Selasa (28/3/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 3,13 atau 4,17 persen menjadi USD 78,12 per barel. Sedangkan harga minyak Mentah West Texas Intermediate AS naik USD 3,63 atau 5,24 persen menjadi USD 72,89 per barel.
Baca Juga
Harga minyak Brent naik 2,8 persen pada minggu lalu sementara harga minyak WTI rebound sebesar 3,8 persen karena kegelisahan di sektor perbankan mereda.
Advertisement
Sekitar setengah persen pasokan minyak global atau 450.000 barel per hari (bpd), ekspor minyak mentah dari Kurdistan berhenti pada Sabtu setelah kemenangan Irak dalam kasus arbitrase mengonfirmasi bahwa perlu persetujuan Baghdad untuk mengirimkan minyak mentah dari Turki.
Keputusan sidang arbitrase ini bisa memaksa pemotongan produksi minyak di wilayah Kurdistan.
Krisis Perbankan
Sementara itu, First Citizens BancShares Inc mengatakan akan membeli Silicon Valley Bank. First Citizens BancShares Inc akan mengusai simpanan dan pinjaman nasabah yang semulai ada di Silicon Valley Bank. Untuk diketahui, Silicon Valley Bank menjadi bank gagal pada pekan lalu setelah mengalami kesulitan likuiditas.
Langkah penanganan Silicon Valley Bank ini menutup satu bab dalam krisis kepercayaan yang telah mengoyak pasar keuangan.
"Harga minyak naik lebih tinggi memperpanjang keuntungan dari minggu sebelumnya karena investor mempertimbangkan upaya otoritas untuk menenangkan kekhawatiran mengenai sistem perbankan global," kata Analis Pasar Keuangan Senior di City Index, Fiona Cincotta.
Ada juga harapan untuk dukungan ekstra untuk pendanaan bank setelah laporan bahwa otoritas AS sedang dalam pertimbangan awal untuk memperluas fasilitas pinjaman darurat.
Â
Keputusan Rusia
Harga minyak juga mendapat dukungan dari rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus.
Langkah tersebut merupakan salah satu sinyal nuklir Rusia yang paling menonjol dan peringatan kepada NATO atas dukungan militernya untuk Ukraina, yang menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB sebagai tanggapan.
NATO mengecam Putin atas apa yang disebutnya sebagai retorika nuklirnya yang "berbahaya dan tidak bertanggung jawab".
Itu terjadi ketika Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa Moskow hampir mencapai target pemotongan produksi minyak mentah sebesar 500.000 barel per hari (bpd) menjadi sekitar 9,5 juta bpd.
Tetapi ekspor minyak mentah Rusia diperkirakan akan tetap stabil karena memangkas produksi kilang pada bulan April, data dari sumber industri dan perhitungan Reuters menunjukkan pada hari Jumat.
Ekspor produk minyak Rusia terpukul lebih keras daripada ekspor minyak mentahnya oleh embargo Uni Eropa baru-baru ini, dengan berton-ton solar terjebak di kapal menunggu pembeli.
Advertisement
Permintaan China
Di sisi permintaan, impor minyak mentah China diperkirakan akan meningkat 6,2 persen pada tahun 2023 dari level tahun lalu menjadi 540 juta ton.
Hal tersebut diungkap oleh oleh unit penelitian China National Petroleum Corp pada hari Senin.