Masih Ada Tren Kenaikan Harga Emas Pekan Ini, Tapi Tak Bakal Sentuh Rekor Tertinggi

Tidak mengherankan jika emas dan perak mengalami tekanan jual pada hari Jumat karena banyak berita bullish yang mendorong reli selama sebulan ini mulai memudar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Apr 2023, 06:31 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2023, 06:31 WIB
Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Montreal - Harga emas tak mampu membukukan kinerja positif pada pekan lalu. Di penutupan perdagangan Jumat 14 April 2023, harga emas dunia mengalami tekanan jual sehingga menyerah di zona merah.

Namun, para analis melihat bahwa pekan ini harga emas dunia akan membukukan kinerja positif. Koreksi yang telah dibukukan pada pekan lalu akan memberikan dampak positif pada minggu ini.

Dalam survei harga Emas kantor Berita Kitco terbaru menunjukkan bahwa investor ritel tetap kuat sentimen bullish pada harga emas dalam waktu dekat ini. Namun, analis Wall Street mengambil sikap yang lebih hati-hati.

"Emas mengalami pergerakan yang bagus akhir-akhir ini, tetapi tampaknya momentum kenaikan sedikit melambat dan tampaknya karena koreksi teknis dengan potensi support di dekat USD 2.000 atau USSD 1.960," kata kepala analis SIA Wealth Management, Colin Cieszynski dikutip dari Kitco, Senin (17/4/2023).

kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, tidak mengherankan jika emas dan perak mengalami tekanan jual pada hari Jumat karena banyak berita bullish yang mendorong reli selama sebulan ini mulai memudar.

Dia mencatat bahwa pasar merasa nyaman dengan gagasan bahwa The Federal Reserve atau Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Mei 2023. Di saat yang sama akekhawatiran akan runtuhnya sistem perbankan AS mulai mereda, mengurangi permintaan safe-haven untuk emas.

Meskipun harga bisa tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, Streible mengatakan bahwa pasar tetap dalam uptrend yang solid.

"Jika kita tutup di bawah USD 1.953, itu menandakan tren bullish telah berakhir, dan emas telah bergerak ke posisi netral," ujarnya.

Jim Wyckoff, analis teknis senior di Kitco.com, mengatakan bahwa dia tetap memperkirakan harga emas bakal bullish. Dia melihat aksi jual emas sebagai pullback korektif.

"Penurunan di bawah level terendah April di USD 1.965,90 akan meniadakan tren kenaikan harga emas jangka pendek untuk mulai menunjukkan puncak pasar sudah ada," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hasil Survei Kitco

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Minggu ini, sebanyak 23 analis di Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas yang dilakukan oleh kantor berita Kitco. Di antara para analis tersebut, sembilan analis, atau 39 persen memperkirakan harga emas akan bullish dalam waktu dekat.

Pada saat yang sama, enam analis atau 26 persen bersikap bearish untuk minggu ini dan delapan analis atau 35 persen melihat harga emas akan diperdagangkan mendatar.

Sementara itu, 1.347 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 930 responden atau 68 persen memperkirakan harga emas akan naik minggu ini.

Selain itu, 278 responden lainnya atau 20 persen mengatakan harga emas akan bergerak lebih rendah di minggu ini.

Sementara 156 pemilih atau 11 persen bersikap netral dalam waktu dekat.

 


Target Harga Emas

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meskipun terjadi aksi jual emas pada Jumat lalu, investor ritel memerkirakan harga emas akan kembali bersinar dan target minggu ini akan berada di kisaran USD 2.047 per ons.

Sedangkan analis memperkirakan bahwa investor perlu memperhatikan dolar AS. PAda Jumat lalu, indeks dolar AS menciptakan dasar ganda, jatuh ke 100,79, mencapai titip terendah baru dalam perdagangan intraday di 2023.

Darin Newsom, analis pasar senior di Barchart.com, mengatakan bahwa dia mungkin bisa dianggap gila karena tidak memperkirakan harga emas akan bullish. Namun, dia menambahkan bahwa logam mulia terlihat sedikit tinggi dan aksi jual dolar AS berlebihan.

Marc Chandler, direktur pelaksana di Bannockburn Global Forex, mengatakan dia juga melihat dolar AS dan imbal hasil obligasi sebagai oversold.

"Jika mereka terkoreksi lebih tinggi, emas akan kehilangan tawarannya. Sementara USD 2000 mungkin menawarkan beberapa dukungan psikologis, kami menduga area USD 1990 lebih penting," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya