Awas, Harga Emas Dunia Berpotensi Anjlok Pekan Ini

Bagi analis, penurunan harga emas dunia sebesar 1,4 persen pada minggu lalu tidak mengejutkan karena ekspektasi pasar seputar kebijakan moneter Federal Reserve telah berubah menjadi hawkish.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Apr 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Para analis dan investor melihat dengan berbagai sentimen yang lebih banyak mengangkat mengenai keadaan pasar keuangan ini, aksi jual emas masih akan terjadi sehingga akan mendorong harga emas dunia akan terus melemah. Foto: DAVID GRAY | AFP

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia melemah di bawah USD 2.000 per ons dalam penutupan perdagangan pada Jumat lalu dan menghapus semua sentimen bullish yang telah diciptakan. Para analis dan investor melihat dengan berbagai sentimen yang lebih banyak mengangkat mengenai keadaan pasar keuangan ini, aksi jual emas masih akan terjadi sehingga akan mendorong harga emas dunia akan terus melemah.

Data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan dan ancaman bahwa angka inflasi sudah mendekati di jalur ekonomi yang lebih baik telah mendorong harga emas untuk mengakhiri minggu kemarin mendekati level terendah dua minggu. Para analis di Wall Street memperkirakan harga emas masih memiliki ruang untuk bergerak lebih rendah dalam waktu dekat karena kemungkinan sentimen yang ada belum banyak berubah.

Sentimen bullish juga mulai terkikis di antara investor ritel bahkan saat mereka memperkirakan harga emas dunia akan terus diperdagangkan di sekitar USD 2.000 per ons pada minggu ini.

"Beberapa investor mungkin terjebak di sisi yang salah dan mereka dapat menghadapi beberapa margin call dengan penutupan mingguan di bawah USD 2.000. Kita dapat melihat beberapa tekanan jual lebih lanjut," kata Direktur Lindung Nilai Walsh Trading, Sean Lusk.

Ia melihat harga emas telah kembali di kisaran USD 2.000 dan kemungkinan besar untuk bisa menyentuh USD 2.050 akan sangat sulit dicapai.

"Namun Anda tidak dapat mengabaikan berapa banyak dukungan yang telah ada di pasar emas. Penurunan akan terus dibeli." tambah dia.

Lusk memperkirakan bahwa harga emas bisa jatuh serendah USD 1.930 per ons dalam waktu dekat. Namun, dia mengharapkan investor untuk melihat harga emas yang lebih rendah sebagai peluang strategis untuk melindungi diri dari ancaman inflasi yang sedang berlangsung dan potensi resesi serta krisis perbankan yang lebih dalam.

Dengan meningkatnya tekanan sisi bawah, banyak analis tidak memaksan dan menunggu untuk melihat seberapa besar momentum yang dimiliki potensi koreksi harga emas ini.

 

Hasil Survei Kitco

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Minggu ini 23 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Hasilnya, di antara para peserta tersebut sebanyak enam analis atau 26 persen memperkirakan harga emas akan bullish dalam waktu dekat.

Pada saat yang sama, delapan analis atau 35 persen bersikap bearish untuk minggu ini. Di luar itu, sembilan analis atau 49 persen melihat harga emas dunia akan diperdagangkan sideways atau mendatar.

Sementara itu, 618 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 329 responden atau 53 persen memperkirakan emas akan naik minggu ini.

Sedangkan 166 responden lainnya atau 27 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 123 pemilih atau 20 persen memilih netral dalam waktu dekat.

Meskipun para investor ritel masih berada dalam sentimen bullish pada harga emas dalam waktu dekat ini, namun sentimennya turun tajam. Minggu lalu 68 persen investor ritel bullish pada harga emas.

Dari harga survei, analis melihat harga emas berjuang kembali ke level USD 2.000 dengan target harga rata-rata USD 2.015 per ons.

 

Perdebatan Analis

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bagi analis, penurunan harga emas sebesar 1,4 persen pada minggu lalu tidak mengejutkan karena ekspektasi pasar seputar kebijakan moneter Federal Reserve telah berubah menjadi hawkish.

CME FedWatch Tool menunjukkan kenaikan 25 basis poin bulan depan diperkirakan akan terjadi. Pada saat yang sama, karena kekhawatiran inflasi baru, pasar memperkirakan potensi kenaikan suku bunga lebih jauh mendekati akhir tahun.

presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, memperkirakan harga emas akan bearish pada waktu dekat karena pergeseran ekspektasi suku bunga.

"Emas naik terlalu cepat di bulan Maret karena premis palsu dari pivot Federal Reserve yang akan segera terjadi. Sekarang emas akan terkoreksi karena persepsi itu berubah," katanya.

Beberapa analis telah mencatat bahwa pergeseran ekspektasi suku bunga mendorong imbal hasil obligasi dan dolar AS, menciptakan dua hambatan utama untuk emas.

Direktur Pelaksana Bannockburn Global Forex Marc Chandler mengatakan, harga emas akan bergerak lebih rendah minggu ini. Namun, dia menambahkan bahwa penurunan di bawah USD 1.950 akan menjadi aksi jual yang berarti.

Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong
Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya