Liputan6.com, Jakarta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) disebut tengah melakukan investigasi untuk mencari penyebab kapal terbalik di perairan Indragiri Hilir, Riau. Diketahui, ada 12 orang yang dinyatakan meninggal dunia.
Informasi, kapal Evelyn Calisca-01 GT 16 terbalik di perairan desa Air Tawar Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau pada Kamis (27/4/2023). Guna mencari penyebabnya, KNKT langsung menuju ke lokasi kejadian.
Baca Juga
"Terkait penyebab kejadian sedang dalam pemeriksa KNKT, sebagai informasi tempat kejadian kapal tenggelam adalah di wilayah UPP Sei Guntung," ujar Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Tembilahan, Capt. Suratno kepada Liputan6.com, Jumat (28/4/2023).
Advertisement
Suratno mengungkap sudah ada tim dari KNKT yang menuju ke lokasi kejadian sejak Jumat (28/4/2023) ini. Tim KNKT itu datang menghampiri Pelabuhan Sei Guntung, sebagai pelabuhan terdekat dengan lokasi kejadian.
"Hari ini tiba di Sei Guntung Ketua KNKT, Ketua KNKT laut dan 2 investigator," ungkapnya.
Informasi, kapal tersebut adalah kapal yang melayani rute dari Pelabuhan Tembilahan ke Pelabuhan Sei Guntung, Pelabuhon Moro, hingga berujung ke Pelabuhan Tanjung Pinang. Terbaliknya kapal terjadi di sekitar perairan dekat Pelabuhan Sei Guntung.
Suratno mengungkap, saat kapal berangkat dari Pelabuhan Tembilahan tidak ada dugaan kelebihan muatan. Menurutnya, seluruhnya sudah sesuai dengan sertifikat keselamatan yang berlaku.
Kronologi
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan tengah melakukan proses evakuasi atas kecelakaan yang menimpa kapal penumpang SB Evelyn Calisca-01 GT 16 di perairan desa Air Tawar Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Diketahui, ada 12 orang yang tercatat meninggal dunia.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Tembilahan, Capt. Suratno mengungkapkan kapal ini terbalik di perairan sekitar 10 mil laut dari Pelabuhan Sei Guntung. SB Evelyn diduga tenggelam karena menabrak kayu besar yang ada di perairan. Proses evakuasi dilaksanakan oleh Kapal Patroli KPLP KNP 5110 bersama Basarnas, Polairud, TNI AL dan masih berlangsung.
"Kapal ini berangkat dengan jumlah penumpang dewasa sebanyak 45 orang dan penumpang anak sebanyak 6 orang dari Pelabuhan Tembilahan. Setelah singgah di Pelabuhan UPP Sei Guntung sekitar pukul 12.30 WIB, kapal melanjutkan perjalanan dengan penambahan 5 penumpang," ungkapnya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Jumat (28/4/2023).
Advertisement
Pendataan
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu proses pendataan terkait korban meninggal dunia dan masih dalam pencarian bersama Basarnas. Hingga Jumat (28/4/2023) pagi, tercatat ada 12 korban meninggal dunia.
"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan keselamatan dalam melakukan perjalanan laut dan mematuhi peraturan keselamatan pelayaran serta melakukan pemeriksaan terhadap kapal sebelum melakukan perjalanan," tambahnya.
Capt. Suratno menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan proses evakuasi dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait kecelakaan ini.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan berharap agar para korban dapat segera ditemukan dan mendapatkan perawatan yang tepat. Kami akan terus melakukan upaya evakuasi dan penyelamatan korban dari kecelakaan kapal ini," tutupnya.