KTT ASEAN Labuan Bajo Jadi Momentum Promosi Potensi Bahari NTT

Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo jadi momentum bagi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk ajang promosi wisata bahari.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 09 Mei 2023, 19:15 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2023, 19:15 WIB
Instruksi KLHK soal Kenaikan Tarif Trekking Komodo oleh PT Flobamor: Cabut Keputusan Sebelum KTT ASEAN 2023
Gelaran Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo jadi momentum bagi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk ajang promosi wisata bahari. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Maritim Ikatan Alumni Lemhanas Strategic Center (IKAL SC) Marcellus Hakeng Jayawibawa menilai, gelaran Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo jadi momentum bagi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk ajang promosi wisata bahari. Selaras dengan program pemerintah yang hendak menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Terlebih, ia mengulang pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang beberapa waktu lalu, yang menilai KTT ASEAN jadi momentum untuk memasarkan Labuan Bajo. Baik sebagai The Next Bali maupun potensi sumber daya perikanannya.

"Artinya, Presiden sangat konsen dengan Labuan Bajo yang merupakan daerah wisata lautnya. Ini juga menunjukkan Presiden Jokowi berkomitmen dengan pencanangan program Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," kata Hakeng dalam pesan tertulisnya, Selasa (9/5/2023).

Lebih lanjut, ia mengapresiasi pemerintah yang akan menyuguhkan aneka hidangan laut bagi para delegasi KTT ASEAN Ke-42. Pasalnya, luas wilayah maritim Indonesia tersebut memiliki banyak potensi sumber kekayaan alam seperti potensi protein ikan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memasukkan wilayah perikanan NTT masuk dalam Zona 3, yakni WPPNRI 715 dan 718 yang terdiri Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur yang merupakan wilayah laut NTT.

"Kuota penangkapan di zona tersebut hampir 3 juta ton dengan nilai ekonominya sekitar Rp 85 triliun. Jadi momen KTT ASEAN ini bisa pula dipakai sebagai ajang untuk menggaet investor di sektor perikanan," jelas Hakeng.

Ditambahkannya, potensi sumber daya perikanan tangkap di NTT berdasarkan data dari KKP terbilang besar. Namun yang dikelola masih rendah, baru sekitar 40 persen dari potensi lestari yaitu sebesar 388,7 ton per tahun dengan tangkapan utama berupa ikan pelagis, yakni ikan Tuna, Cakalang, Tenggiri, Selar, Kembung, dan ikan demersal yaitu berupa ikan Kerapu, Kakap, Lobster, Cumi, Kerang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ajang Diplomasi Maritim

Hotel Meruorah Komodo sebagai venue utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo pada Selasa (9/5) hingga Kamis (11/5)
Hotel Meruorah Komodo sebagai venue utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo pada Selasa (9/5) hingga Kamis (11/5) (dok: ASDP)

Menurut dia, KTT ASEAN Ke-42 dapat dijadikan sebagai ajang diplomasi maritim antara pemerintah Indonesia dengan Vietnam terkait batas laut serta penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif. Juga dengan beberapa negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.

Selain itu, lanjut Hakeng, dalam KTT ini diharapkan Indonesia dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kerjasama di sektor kemaritiman bersama anggota ASEAN.

"Indonesia harus mampu menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kerjasama dan kekuatan di sektor kemaritiman. Mengingat Indonesia terdiri dari 17.504 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote," ungkapnya.

"Total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi, dimana 5.80 km2 adalah lautan atau 67 persen wilayah Indonesia adalah perairan. Apalagi saat ini telah terjadi peralihan perhatian dan aktivitas dunia dari wilayah Mediterania dan Atlantik menuju kawasan Indopasifik," pungkasnya.


Pengamat Maritim Puji Keputusan Lokasi KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo

Atribut KTT ke-42 ASEAN 2023 di dalam Bandara Komodo menjelang penyelenggaraan KTT di Labuan Bajo pada 9-11 Mei 2023. (Liputan6/Benedikta Miranti)
Atribut KTT ke-42 ASEAN 2023 di dalam Bandara Komodo menjelang penyelenggaraan KTT di Labuan Bajo pada 9-11 Mei 2023. (Liputan6/Benedikta Miranti)

Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Ke-42 (KTT ASEAN Ke-42) yang akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9 - 11 Mei 2023 mendapat tanggapan dari Tokoh Muda NTT yang juga Pengamat Maritim dari Ikatan Alumni Lemhanas Strategic Center (IKAL SC) Marcellus Hakeng Jayawibawa.

Hakeng mengapresiasi atas keputusan pemerintah Presiden Joko Widodo yang menunjuk Labuan Bajo sebagai lokasi pelaksanaan KTT ASEAN Ke-42.

Apalagi Presiden Jokowi saat tiba di Bandara Komodo Minggu (7/5/2023) menyebutkan dihadapan awak media bahwa event tersebut adalah momentum yang sangat baik diadakan KTT ASEAN di Labuan Bajo untuk memarketingi Labuan Bajo, supaya dunia tahu di Indonesia ada yang namanya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

"Saya sebagai Putra NTT tentu sangat bangga dan mengapresiasi keputusan pemerintah menjadikan Labuan Bajo sebagai lokasi KTT ASEAN Ke-24. Ditambah lagi Kepala Negara menyebut ini saatnya untuk memarketingkan Labuan Bajo. Artinya, Presiden sangat konsen dengan Labuan Bajo yang merupakan daerah wisata lautnya. Dan ini juga menunjukkan Presiden Jokowi berkomitmen dengan pencanangan program Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," ujar Hakeng melalui siaran pers, Selasa (9/5/2023). 

Lebih lanjut dia mengapresiasi pemerintah yang akan menyuguhkan aneka hidangan laut kepada para delegasi KTT ASEAN Ke-42.

Luasnya wilayah maritim Indonesia tersebut memiliki banyak potensi sumber kekayaan alam seperti potensi protein ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan memasukkan wilayah perikanan NTT termasuk dalam Zona 3, yakni WPPNRI 715 dan 718 yang terdiri Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur yang merupakan wilayah laut NTT.

"Kuota penangkapan di zona tersebut hampir 3 juta ton dengan nilai ekonominya sekitar Rp 85 triliun. Jadi momen KTT ASEAN ini bisa pula dipakai sebagai ajang untuk menggaet investor di sektor perikanan," jelas . Hakeng.

  


Sumber Daya Perikanan

Ikan sarden
Ilustrasi ikan sarden tangkapan nelayan. (Sumber Pixabay)

Ditambahkan Hakeng lagi bahwa potensi sumber daya perikanan tangkap di NTT berdasarkan data dari KKP terbilang besar. Namun yang dikelola masih rendah, baru sekitar 40 persen dari potensi lestari yaitu sebesar 388,7 ton per tahun dengan tangkapan utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan Tuna, Cakalang, Tenggiri, Selar, Kembung dan ikan demersal yaitu berupa ikan Kerapu, Kakap, Lobster, Cumi, Kerang dan lain-lain.

Perhelatan KTT ASEAN Ke-42 ini diharapkannya dapat menjadi langkah untuk lebih memasarkan potensi pariwisata yang ada di NTT.

"Provinsi NTT juga memiliki spot-spot pariwisata bahari yang tidak kalah menariknya dari provinsi Indonesia lainnya. Labuan Bajo menyimpan keindahan alam keragaman hayati bawah laut. Potensi pariwisata bahari di NTT tentu sangat menjanjikan, dapat untuk diving, surfing, snorkeling, ataupun fishing, karena wilayah lautnya yang luas. Gelombang laut yang menarik untuk peselancar dapat ditemukan di Nemberala Rote. Kemudian Alor yang memiliki taman laut yang sangat indah," beber Hakeng.

KTT ASEAN Ke- 42 mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, menunjukkan kemampuan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan seperti disebutkan Presiden Jokowi, dalam keterangannya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin (8/5/2023), menurut . Hakeng dirasa sangat tepat untuk dapat membangkitkan semangat masyarakat NTT khususnya para Pemuda agar mencintai sektor kemaritiman.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya