Neraca Perdagangan Indonesia Diramal Surplus USD 3,25 Miliar di April 2023

Neraca dagang Indonesia diprediksi akan surplus USD 3,25 miliar di April 2023, atau sedikit meningkat dari surplus USD 2,91 miliar.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 12 Mei 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 14:00 WIB
Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia
Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia (dok: SI)

Liputan6.com, Jakarta Neraca perdagangan Indonesia diprediksi akan surplus USD 3,25 miliar di April 2023, atau sedikit meningkat dari surplus USD 2,91 miliar.

“Secara tahunan, baik ekspor maupun impor cenderung melemah di tengah libur Lebaran 2023 dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dikutip dari Antara, Jumat (12/5/2023).

Ia memperkirakan ekspor akan terkontraksi 21,20 persen secara tahunan di April 2023 karena pada tahun 2022, libur Lebaran jatuh pada bulan Mei sehingga hari kerja di April lebih panjang.

“Selain itu, harga komoditas terus menurun di tengah lesunya pertumbuhan global,” imbuhnya.

Ia juga memperkirakan impor akan terkontraksi 7,50 persen secara tahunan pada April 2023 di tengah libur Lebaran yang berdampak pada produksi domestik dan aktivitas investasi.

“Kegiatan terkait investasi juga cenderung melambat di tengah jatuhnya harga komoditas dan lingkungan suku bunga yang tinggi,” katanya.

Ia menilai neraca transaksi berjalan akan mengalami defisit yang terkendali sebesar 0,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih kecil dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,1 persen dari PDB.

Adapun pada 2022 neraca transaksi berjalan tercatat surplus 1 persen dari PDB.

Kinerja ekspor ke depan diperkirakan akan terus melemah akibat penurunan harga komoditas yang didorong oleh melemahnya permintaan global, di tengah tingginya inflasi dan berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan.

Surplus neraca dagang diperkirakan akan terus menyusut, tapi dapat bertahan lama dari perkiraan, karena harga komoditas akan turun lebih perlahan lantaran ekonomi China yang dibuka kembali, pengurangan produksi minyak OPEC+, dan penurunan produksi beberapa komoditas di tengah kemungkinan El Nino.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Neraca Perdagangan Surplus 35 Bulan Beruntun, Sri Mulyani: Ekonomi Global Mengancam

20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia kembali mengalami surplus neraca perdagangan selama 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga Maret 2023.

"Sektor eksternal kita juga cukup baik yaitu mengalami surplus dari sisi perdagangan. Neraca perdagangan Indonesia dalam kondisi surplus USD 2,91 miliar," kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa April 2023, Senin (17/4/2023).

Tercatat, nilai ekspor Indonesia Maret 2023 mencapai USD 23,50 miliar atau naik 9,89 persen dibanding ekspor Februari 2023. Namun secara tahunan mengalami penurunan dibanding Maret 2022 sebesar 11,33 persen.

Rinciannya, ekspor migas mengalami kenaikan USD 1,34 miliar atau 12,79 persen dibanding Februari 2023 sebesar USD 1,19 miliar.

Kemudian, ekspor non-migas pada Maret 2023 juga mengalami kenaikan 9,71 persen yaitu menjadi USD 22,16 miliar, dibanding bulan sebelumnya USD 20,20 miliar.

 


Impor

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara, nilai impor Indonesia Maret 2023 mencapai USD 20,59 miliar, naik 29,33 persen dibandingkan Februari 2023 atau turun 6,26 persen dibandingkan Maret 2022.

Jika dirinci, impor migas Maret 2023 mengalami kenaikan 25,28 persen yakni USD 3,02 miliar dibanding Februari 2023 sebesar USD 2,41 miliar.

Sedangkan, impor non-migas pada Maret 2023 juga mengalami kenaikan 30,05 persen yaitu menjadi USD 17,57 miliar, dibanding bulan sebelumnya USD 13,51 miliar.

Infografis Ragam Tanggapan Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya